
Manusia Rp2.400 T Ingin Tekuni Ilmu Ini Jika Balik Jadi Mahasiswa

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika CEO Nvidia Jensen Huang adalah seorang mahasiswa hari ini, dia mengatakan dia akan fokus pada ilmu fisika sains.
Dalam sebuah perjalanan ke Beijing pada hari Rabu, dikutip dari CNBC Internasional, Huang ditanya oleh seorang jurnalis: "Jika Anda adalah versi Jensen yang berusia 22 tahun [yang] baru saja lulus hari ini pada tahun 2025 tetapi dengan ambisi yang sama, apa yang akan Anda fokuskan?"
Menanggapi itu, CEO Nvidia berkata: "Untuk Jensen muda yang berusia 20 tahun, yang telah lulus sekarang, dia mungkin akan memilih ... lebih banyak ilmu fisika sains daripada ilmu perangkat lunak."
Dia pun menambahkan bahwa dirinya sebenarnya lulus dua tahun lebih awal dari perguruan tinggi, pada usia 20 tahun.
Adapun, ilmu fisika, berbeda dengan ilmu hayati. Ini adalah cabang ilmu yang luas yang berfokus pada studi sistem, termasuk fisika, kimia, astronomi, dan ilmu bumi. Huang memperoleh gelar teknik elektro dari Oregon State University pada tahun 1984 sebelum meraih gelar master di bidang teknik elektro dari Stanford University pada tahun 1992, menurut profil LinkedIn-nya.
Sekitar setahun kemudian, pada bulan April 1993, Huang mendirikan Nvidia bersama rekan insinyur Chris Malachowsky dan Curtis Priem saat makan di restoran Denny's di San Jose, California.
Di bawah kepemimpinan Huang sebagai CEO, pembuat chip tersebut kini telah menjadi perusahaan paling berharga di dunia. Nvidia juga menjadi perusahaan pertama di dunia yang mencapai kapitalisasi pasar US$ 4 triliun minggu lalu.
Meskipun Huang tidak menjelaskan mengapa ia mengatakan akan mempelajari ilmu fisika sains jika ia menjadi mahasiswa lagi hari ini, pendiri perusahaan teknologi tersebut sangat optimis terhadap "Physical AI" atau apa yang ia sebut "gelombang berikutnya". Selama satu setengah dekade terakhir, dunia telah bergerak melalui beberapa fase kecerdasan buatan, jelasnya pada bulan April di The Hill & Valley Forum di Washington, D.C.
"AI modern benar-benar muncul dalam kesadaran sekitar 12 hingga 14 tahun yang lalu, ketika AlexNet keluar dan visi komputer melihat terobosan besarnya," kata Huang di forum tersebut.
AlexNet adalah model komputer yang diluncurkan selama kompetisi tahun 2012 yang menunjukkan kemampuan mesin untuk mengenali gambar menggunakan pembelajaran mendalam. Komputer inilah yang membantu memicu ledakan AI modern.
"Gelombang pertama ini disebut 'Perception AI'," kata Huang.
Kemudian, datanglah gelombang kedua yang disebut 'Generative AI'. Ini adalah model AI telah belajar bagaimana memahami makna informasi tetapi [juga] menerjemahkannya" ke dalam berbagai bahasa, gambar, kode, dan banyak lagi.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Huawei Bikin AS Cemas, Pria Harta Rp 1.700 Triliun Kasih Peringatan
