Demo Ojol Tolak Potongan 10%, Beberkan Dampaknya Buat Driver

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Kamis, 17/07/2025 15:40 WIB
Foto: Pengemudi ojek online (ojol) melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Driver ojek online yang tergabung menjadi Unit Reaksi Cepat (URC) menyatakan tiga tuntutan dalam demo Kamis hari ini (17/7/2025). Salah satunya terkait menolak potongan 10%.

Hingga kini, pendapatan driver mendapatkan potongan 20%. URC mendukung aturan tersebut karena dirasa sudah ideal.


"Kaitannya, kami berpikir bahwa dengan skema 15+5% yang berjalan sesuai dengan aturan yang ada sekarang sudah ideal," kata Jenderal Lapangan, Achsanul Solichin, Kamis (17/7/2025).

Dia mengatakan URC terlibat dalam pengondisian seperti kecelakaan lalu lintas yang melibatkan ojek online. Jika terjadi hal tersebut, sudah di-cover oleh beberapa aplikator.

Sejauh ini, potongan 20% diterapkan oleh Grab dan Gojek. Sementara Indrive dan Maxim memotong kurang dari itu.

Jika potongan 10% yang dilakukan tentu akan berdampak pada program kesejahteraan yang selama ini.

"Apabila terealisasi 10% tentu akan berdampak pada program kesejahteraan yang selama ini dijalankan oleh dua aplikator tersebut," dia menambahkan.

Sementara bagi perusahaan yang menerapkan potongan 10% disebutkan tidak ada program kesejahteraan. Driver hanya mendapatkan dari orderan yang masuk saja.

"Si kuning dan si biru kan enggak ada. Mereka memang di angka 10% potongannya. Tapi enggak ada program kesejahteraan selain dapat argo dari orderan yang masuk," jelasnya.

Selain menolak potongan 10%, URC juga membawa dua tuntutan lain. Yakni menolak sistem pegawai dan meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menerbitkan Perppu bagi ojek online.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lewat GEBUK JUDOL, OVO Gaungkan Perang Lawan Judi Online