
HP Android di Indonesia Diserang Malware, Paling Banyak Merek Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak format malware yang dimanfaatkan para penjahat siber untuk menjerat perangkat elektronik korban. Misalnya saja ransomware yang mencuri dan mengunci data korban, kemudian meminta uang tebusan.
Ada juga spyware yang memata-matai aktivitas korban di perangkat, lalu bisa mencuri data pribadi dan menyebabkan kerugian finansial. Selain itu, ada adware yang menyodorkan pengguna dengan iklan-iklan mengganggu pada HP.
Biasanya, malware akan menyusup melalui modus penyerangan website, phishing, hingga memanfaatkan celah pada sistem.
Malware ini paling banyak ditemukan di HP Android yang memiliki sistem terbuka (open source) dan lebih fleksibel terhadap software asing.
Android sendiri merupakan sistem operasi HP paling populer di dunia. Penggunanya hampir 4 miliar yang tersebar di 190 negara.
Pada Juni 2024, Check Point Research (CPR) mengeluarkan laporan soal malware berbahaya di HP Android yang menjerat negara-negara dunia, termasuk Indonesia.
CPR mengidentifikasi beberapa aktor yang mengancam keamanan HP Android dengan menggunakan Rafel, yakni software terbuka (open-source) dengan sifat remot alias RAT.
Penemuan grup mata-mata yang menggunakan Rafel dalam melancarkan aksinya tumbuh signifikan. Menurut temuan CPR, sampel dari Android RAT pada 120 server pengontrol menemukan ada beberapa negara yang menjadi target serangan paling besar.
Masing-masing adalah Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan China, dikutip dari laman resmi CPR, Kamis (10/7/2025).
Merek HP Paling Banyak Diincar
![]() Rafel RAT, Malware Android dari Operasi Spionase hingga Ransomware. (Dok. checkpoint) |
Rata-rata korban menggunakan HP Samsung, Xiaomi, Vivo, dan Huawei. Tak cuma dari segi merek HP yang digunakan, CPR juga mengidentifikasi sistem operasi Android yang paling rentan diserang.
Android 11 menjadi sistem operasi yang paling banyak ditargetkan, yakni sebanyak 21,4%. Selanjutnya disusul Android 8 dan Android 5 yang masing-masing 17,9%.
"Sistem operasi Android versi baru secara umum lebih menantang bagi malware untuk menyusup dan melakukan aksi berbahaya," tertera dalam laman tersebut.
Secara umum, sebanyak 87% perangkat yang terserang menggunakan Android lawas yang sudah tak diperbarui dan tak mendapat dukungan keamanan.
Ada tiga bentuk serangan yang paling umum dilancarkan. Pertama, ransomware yang mengunci akses korban ke data-data penting mereka.
Kedua, bocoran pesan otentikasi dua faktor (2FA), yang mengelabui sistem keamanan pengguna dalam mengakses data penting mereka. Terakhir, perintah dan kontrol Rafel meretas situs pemerintah dan menginfeksi pengguna Android yang melaporkan situs tersebut.
Cara Menghindari Malware Android Berbahaya
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk terhindar dari serangan malware yang kian membludak. Berikut beberapa di antaranya:
Instal aplikasi dari sumber terpercaya. Jangan instal aplikasi dari situs atau sumber yang tidak resmi. Sebaiknya hindari sideloading dan hanya menginstal aplikasi dari Google Play Store.
Update software secara berkala. Pastikan untuk selalu memperbarui ponsel jika tersedia software terbaru. Biasanya, software baru akan muncul dengan sistem keamanan yang lebih perkasa.
Gunakan aplikasi keamanan terpercaya. Instal aplikasi keamanan di HP Anda dari sumber terpercaya yang memberikan perlindungan keamanan secara real-time dalam melawan malware.
Semoga informasi ini bermanfaat!
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Raja HP Terbaru RI Merek Tak Terkenal, Bukan Samsung-Xiaomi-Oppo