Nasib Warga China Ditangkap Usai Maling Rahasia Amerika

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 08/07/2025 19:25 WIB
Foto: Infografis/10 Negara Ini Jadi Tempat Favorit Hacker Lakukan Serangan/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga China bernama Xu Zewei ditangkap di bandara Malpensa, Milan, Italia, pada Kamis (3/7) pekan lalu. Ia diduga terlibat dalam grup peretas 'Hafnium' yang dibekingi pemerintah China untuk mencuri rahasia terkait vaksin Covid-19 di AS pada pandemi 2020 silam.

Kepolisian Italia mendapat surat perintah penangkapan internasional dari Amerika Serikat (AS) untuk menangkap Xu. Pria berusia 33 tahun tersebut diduga membobol software email Microsoft pada 2021 dalam kampanye espionasi berskala besar, menurut sumber yang familiar dengan isu tersebut.


Sumber itu juga mengatakan dakwaan AS terhadap 9 orang yang menuduh Xu berpartisipasi dalam peretasan tersebut akan segera dikeluarkan, dikutip dari Financial Times, Selasa (8/7/2025).

Saat ini Xu ditahan di penjara Italia yang jaraknya tak jauh dari bandara tempat ia ditangkap. Sumber dalam menyebut Xu akan didakwa atas dengan melakukan pembobolan komputer dalam periode Februari 2020 hingga Juni 2021.

"Xu ditangkap atas permintaan otoritas AS dengan dugaan kejahatan siber yang ditujukan untuk espionase industri," kata Kementerian Luar Negeri Italia.

Sementara itu, Kementerian Hukum Italia mengatakan Roma telah menerima permintaan resmi dari AS untuk ekstradisi Xu.

Departemen Kehakiman AS (DOJ) menolak berkomentar. Pengacara Xu di Italia tak merespons permintaan komentar dari Financial Times.

Proses ekstradisi Xu dijadwalkan akan dimulai di pengadilan Milan pada Selasa (8/7) ini.

Penangkapan warga China yang mengaku sebagai spesialis IT disebut akan membawa dilema secara diplomasi bagi Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Posisinya terhimpit antara Washington dan Beijing.

Selama ini, Meloni terus menjaga hubungan personal yang baik dengan Presiden AS Donald Trump. Ia juga menilai AS sebagai salah satu sekutu terpenting bagi Italia, meski hubungan AS dan Eropa sedang tegang.

Di sisi lain, Meloni juga menjaga hubungan diplomasi yang baik dengan China, meski memutuskan untuk membatalkan keterlibatan Italia dalam program andalan 'Belt and Road Initiative' yang dicanangkan Presiden China Xi Jinping.

Sebagai informasi, di masa pandemi Covid-19, FBI bersama Lembaga Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber AS beberapa kali menuduh Beijing berupaya mencuri penelitian penting dari AS terkait penyakit tersebut.

Lembaga-lembaga AS menuduh China mencoba membobol sistem komputer yang digunakan para peneliti AS untuk mempelajari virus Covid-19.

Pada pertengahan 2020, DOJ mendakwa dua warga China atas dugaan berupaya mengakses penelitian AS, sebagai bagian dari upaya luas untuk mencuri rahasia dagang AS.

Kala itu, Global Times yang merupakan media bekingan China mengatakan Washington tak memiliki bukti kuat untuk mendukung tuduhannya.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Dompet Digital Lawan Penipuan Yang Kuras Duit Nasabah