iPhone Jadul dan Kabel USB Disulap Jadi Tambang Emas, Ini Caranya
Jakarta, CNBC Indonesia - Laci penuh kabel dan ponsel rusak di rumah kini tak sekadar jadi "kuburan sirkuit". Limbah elektronik yang selama ini dianggap tak berguna ternyata menyimpan potensi emas.
Menurut peneliti, setiap iPhone lama dan kabel micro USB mengandung sejumlah kecil logam dan mineral berharga, termasuk emas.
Para peneliti memperkirakan bahwa satu papan sirkuit cetak bisa mengandung sekitar 200-900 miligram emas per kilogram.
Tapi biasanya proses ekstraksi logam mulia dari perangkat elektronik bekas menggunakan bahan kimia berbahaya seperti sianida atau merkuri.
Kontaminasi dari zat beracun yang digunakan dalam proses ekstraksi emas bukan satu-satunya kekhawatiran. Proses leaching industri juga memerlukan air dalam jumlah besar, yang semakin memperparah dampak lingkungan. Limbah cair dari fasilitas-fasilitas tersebut bisa mencemari pasokan makanan atau satwa liar setempat.
Para peneliti dari Flinders University, Australia, menemukan metode baru untuk mengekstraksi emas dari sampah elektronik, seperti ponsel dan kabel lama, tanpa menggunakan bahan-bahan tersebut. Metode ini diklaim lebih aman bagi manusia dan ramah lingkungan.
Dengan menggunakan trichloroisocyanuric acid, senyawa yang biasa digunakan untuk desinfeksi air, para ilmuwan berhasil melarutkan emas dari papan sirkuit.
Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pengikatan emas menggunakan polimer kaya sulfur yang dirancang khusus untuk menangkap emas secara selektif, bahkan di tengah keberadaan berbagai logam lain.
Setelah emas berhasil diekstraksi, polimer tersebut dapat "membongkar" dirinya sendiri menjadi bentuk monomer, dan meninggalkan emas yang terpisah sepenuhnya.
Emas tersebut kemudian dapat didaur ulang dan digunakan kembali dalam produk-produk baru.
"Tujuannya adalah menyediakan metode pemulihan emas yang efektif sambil mengurangi dampak lingkungan dan risiko terhadap kesehatan manusia," ujar Profesor Justin Chalker, peneliti utama dari Flinders University, dikutip dari Popular Science, Rabu (2/7/2025).
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Sustainability dan menjadi langkah penting untuk mendukung daur ulang limbah elektronik yang terus meningkat setiap tahun.
Dengan metode baru ini, proses daur ulang emas dari ponsel rusak atau kabel lama bisa dilakukan dengan cara yang lebih ramah lingkungan, membuka peluang baru dalam pengelolaan limbah elektronik global.
(fab/fab)