Astronom Temukan Planet Kematian, Ilmuwan Bingung

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
03 July 2025 19:00
Teleskop Euclid temukan 'cincin Einstein' langka yang tersembunyi di dekat Bumi — dan galaksi kuno yang tak bernama di baliknya. (Dok. NASA)
Foto: Teleskop Euclid temukan 'cincin Einstein' langka yang tersembunyi di dekat Bumi — dan galaksi kuno yang tak bernama di baliknya. (Dok. NASA)

Jakarta, CNBC Indonesia - Astronom menemukan planet baru yang dijuluki 'death wish' (harapan kematian). Disebut kematian karena planet itu akan menghilang dihantam fenomena yang terjadi di dalam sistem Tata Suryanya sendiri.

Peneliti dari Institut Astronomi Radio Belanda (ASTRON), Ekaterina Illin dan timnya, berusaha mencari tahu soal teori planet yang ujung-ujungnya akan mati.

"Saya punya sejuta pertanyaan karena ini merupakan fenomena baru, jadi detailnya masih belum jelas," kata Illin dikutip dari Popsci, Kamis (3/7/2025).

Mereka mempelajari hubungan antara exoplanet HIP 67522 b dan bintang induknya HIP 67522. Ukuran bintang induknya sedikit lebih besar dan dingin dibandingkan Matahari.

Usianya jauh lebih muda sekitar 17 juta tahun. HIP 67522 juga disebut bintang yang lebih aktif dari Matahari dan memancarkan semburan energi lebih kuat.

Sementara HIP 67522 b salah satu planet yang mengorbit hanya membutuhkan waktu tujuh hari untuk menyelesaikan satu putaran. Menggunakan satelit exoplanet CHEOPS milik Badan Antariksa Eropa (ESA), tim peneliti mencoba mengamati lebih dekat planet tersebut.

Hasilnya, mereka melihat sekitar 15 suar saat planet melaju di depan bintang induknya dan terlihat di Bumi. Kondisi ini disebutkan adanya interaksi antara bintang dengan planetnya.

"Kami menemukan 15 suar di gugus HIP 67522 menunjukkan interaksi bintang-planet magnetik yang terjadi secara terus menerus dalam sistem," kata tim peneliti.

Teori interaksi itu bisa terjadi karena orbit HIP 67522 b yang sangat dekat dan medan magnet induknya yang sangat kuat. Hal ini bisa dipastikan terjadi mengingat usia yang sangat muda dari HIP 67522.

Mereka juga menemukan dalam 100 juta tahun HIP 67522 b akan mulai menyusut. Sebab dalam teori, planet mengumpulkan energi selama orbitnya namun sebagiannya akan kembali ke dalam planet.

Radiasi yang kembali ke HIP 67522 b jauh lebih besar karena jaraknya yang sangat dekat dengan bintang induknya. Mencapai enam kali lebih besar dibandingkan mengorbit dari jarak yang lebih aman.

Dalam 100 juta tahun lagi, energi itu akan merusak planet. Mulai dari mengikis atmosfer menjadi lebih tipis lagi dan menyusutkan massa planet, pada akhirnya erosi atmosfer menjadi malapeta bagi planet tersebut.

Penelitian lebih lanjut soal planet kematian ini masih dibutuhkan. Tim peneliti berharap bisa menindaklanjuti pengamatan agar bisa menentukan jenis energi yang dilepaskan setiap suar.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Planet Sejajar Jelang Ramadan, Terlihat Besok di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular