
Bos Perusahaan RI Bakal Ngebut Pakai AI, Begini Masa Depan Karyawan

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam laporan terbaru Microsoft, Work Trend Index 2025 terungkap AI tengah mengubah bisnis dan cara orang bekerja sepanjang tahun ini. Tingkat adopsi Indonesia disebut melampaui Asia Pasifik.
Laporan itu mengungkapkan 97% perusahaan meyakini tahun ini menjadi momen meninjau ulang strategi dan operasional bisnis secara inti. Microsoft juga menyoroti soal frontier firm, yakni perusahaan masa depan yang memiliki ciri-ciri alur kerja cerdas, tim kerja dengan agen AI dan peran manusia sebagai agent boss.
"Frontier Firm bukan hanya perihal model bisnis baru, melainkan peluang besar bagi Indonesia untuk melangkah lebih jauh lagi. Era ketika AI mengubah setiap aspek pekerjaan adalah momen yang justru memberikan kita kesempatan untuk melampaui batasan yang ada dan mendorong adanya terobosan untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi," kata President Director Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir dikutip dalam keterangan resminya, Kamis (26/6/2025).
Dia menjelaskan kolaborasi dengan AI bisa dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan tanah air yakni dengan mengatur mindset dan investasi yang tepat.
"Dengan mindset dan investasi yang tepat, perusahaan di Indonesia dapat memanfaatkan kolaborasi antara manusia dan AI untuk menciptakan alur kerja yang benar-benar berbeda, yang lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih berdampak. Inilah cara kita membangun bisnis yang berdaya saing global, sekaligus mencerminkan kecerdasan serta ambisi luhur kita." ujarnya.
Dalam laporan yang sama juga dijelaskan mengenai apa saja yang harus dilakukan perusahaan karena perubahan cara kerja oleh AI dan dampak pasar tenaga kerja di masa depan. Salah satunya adalah peningkatan produktivitas, ungkap 63% pemimpin bisnis di Indonesia.
Sementara itu, 88% tenaga kerja yakni karyawan dan pemimpin bisnis mengatakan kekurangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Untuk mengatasinya, 95% pemimpin bisnis menyebutkan penggunaan agen AI diyakini bisa menjadi anggota tim digital pendukung.
Kolaborasi manusia dan AI dalam pekerjaan juga telah banyak dilakukan di Indonesia. Jumlahnya mencapai 59% atau lebih tinggi dari rata-rata negara di Asia Pasifik (53%).
Sebanyak 48% karyawan juga telah mengandalkan AI karena ketersediaannya selama 24 jam penuh. Alasan pengguna lain adalah kecepatan (28%) dan kemampuan berpikir (38%).
Hubungan AI dengan manusia nyatanya lebih dalam dari yang diperkirakan. Dalam survei, 66% subjek menganggap sebagai teman diskusi dan sekitar 33% menilainya sebagai tools.
Meski begitu masih ada tantangan soal pemahaman AI. Hanya 56% karyawan yang disebut baru memiliki pemahaman yang sama soal teknologi.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article DeepSeek Diblokir di Mana-Mana, Ini Alasan Banyak yang Takut AI China
