
Ciri-Ciri Voice Phishing, Kenali dan Ketahui Cara Menghindar

Jakarta, CNBC Indonesia - Voice phishing atau vishing jadi salah satu modus yang kerap kita dengar. Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan mencuri informasi pribadi korbannya.
Pelaku akan menggunakan teknik manipulasi psikologis atau rekayasa sosial. Mereka akan mengaku dari perusahaan besar atau bank hingga kepolisian.
Mereka akan mendesak atau membuat korbannya percaya agar mau memberikan informasi seperti PIN, kode OTP hingga nomor rekening.
Selain mengaku dari lembaga resmi, modus lainnya adalah menawarkan kesepakatan atau hadiah yang besar. Ada juga yang menelepon dengan klaim utang yang belum dibayarkan.
Tanda lainnya Anda dijebak menggunakan vishing adalah pelaku menginformasikan perangkat terinfeksi malware atau virus. Penipuan lainnya adalah mengatasnamakan pinjaman, layanan sosial hingga penipuan pajak.
Anda sebaiknya berhati-hati saat menerima telepon dari orang yang tidak dikenal. Selain itu cek kebenaran semua informasi yang didapatkan.
Lalu bagaimana caranya agar Anda tetap aman? Berikut tahapan pencegahannya:
- Jangan berikan informasi pribadi kepada siapapun. Lembaga resmi tidak akan pernah meminta informasi seperti PIN, password, atau kode OTP melalui telepon
- Pastikan siapa yang menelepon Anda. Verifikasi kebenarannya dengan mengecek langsung lewat kontak atau situs resmi lembaga yang dicatut
- Biasanya pelaku akan meminta pembayaran lewat e-money, pulsa hingga voucher digital. Waspada jika Anda mendapati seseorang yang minta dibayar dengan cara-cara tersebut
- Gunakan jaringan VPN untuk melindungi data saat terhubung ke internet
- Laporkan penipuan tersebut kepada pihak berwenang dan lembaga resmi yang dicatut jika Anda sudah menjadi korban
Tanda telepon penipuan vishing
Selain itu, Anda perlu mengenali ciri-ciri telepon penipuan agar menghindari menjadi korban berikutnya. Berikut tanda-tanda telepon yang perlu diwaspadai:
1. Mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar
Biasanya para penipu akan mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar yang sangat terkenal. Mereka berpura-pura memiliki otoritas untuk melakukan intimidasi korbannya.
2. Menawarkan kesepakatan atau hadiah
Anda perlu waspada jika ditawarkan kesepakatan atau hadiah padahal tidak pernah mengikuti undian atau lotere apapun. Karena bisa saja itu merupakan cara penipu menjebak Anda.
3. Tidak tahu nama Anda
Jika telepon dari petugas resmi suatu layanan akan mengetahui informasi seperti nama lawan bicaranya. Waspadalah saat mendapati telepon dengan menggunakan sapaan umum tanpa menyebut nama orang yang dihubungi.
4. Penipu mengklaim ada utang yang belum dibayar
Para penipu akan menggunakan taktik intimidasi seperti utang yang belum dibayar. Biasanya akan ada ancaman denda atau hukuman penjara jika tak mau mengikuti kemauan mereka. Langsung tutup telepon dan hubungi perusahaan resmi yang disebut para penipu untuk mengecek kebenarannya.
5. Meminta informasi sensitif
Jangan pernah memberikan data pribadi seperti nomor KTP atau kartu kredit kepada siapapun. Karena ini bisa jadi yang meminta adalah pelaku penipuan.
6. Perangkat terinfeksi malware
Tanda lainnya adalah para pelaku akan memberitahu Anda jika perangkat yang digunakan terinfeksi malware atau virus. Jangan pernah menginstall apapun yang diberikan seperti software akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.
7. Meminta informasi pribadi yang seharusnya sudah diketahui
Sama seperti sebelumnya, Anda perlu waspada jika ada layanan yang meminta informasi pribadi. Karena seperti perusahaan asuransi harusnya mengetahui soal nomor klaim atau sekolah yang mengetahui nama anak yang orang tuanya tengah dihubungi.
8. Ada jeda saat menjawab telepon
Tanda lainnya adalah ada jeda saat menjawab telepon. Ini terjadi karena teknologi panggilan otomatis yang digunakan penipu untuk korbannya.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Dapat Telepon dari Maling M-Banking, Ini Ciri-Cirinya
