Amerika Bakal Hilang dari Peta Dunia, Pakar Warning Petaka Besar

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
24 May 2025 15:45
BROOKLYN CENTER, MINNESOTA - APRIL 16: An partially-burned American flag lays on the ground during a protest outside the Brooklyn Center police station on April 16, 2021 in Brooklyn Center, Minnesota. This is the sixth day of protests in the suburban Minneapolis city following the fatal shooting of 20-year-old Daunte Wright by Brooklyn Center police officer Kimberly Potter, who has since resigned from the force and been charged with second-degree manslaughter for the shooting.   Scott Olson/Getty Images/AFP (Photo by SCOTT OLSON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Foto: Getty Images via AFP/SCOTT OLSON

Jakarta, CNBC Indonesia - Ilmuwan memperingatkan sebagian besar wilayah pesisir Amerika Serikat (AS) bisa hilang dari peta akibat gelombang setinggi 304 meter, atau setara 1.000 kaki.

Bencana ini bisa terjadi jika zona subduksi Cascadia atau garis patahan yang membentang dari Pulau Vancouver Utara hingga Tanjung Mendocino, California, mengalami gempa dahsyat dalam 50 tahun ke depan. Peringatan ini berasal dari studi ilmiah yang dipublikasikan di jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences dan dilakukan oleh tim peneliti dari Virginia Tech.

Menurut laporan The Independent belum lama ini, wilayah yang paling berisiko terkena dampak megatsunami mencakup Alaska, Hawaii, dan West Coast AS, termasuk kota-kota besar seperti Seattle, Portland, dan Oregon. Studi tersebut memperkirakan ada peluang sebesar 15% gempa berkekuatan Magnitudo 8 atau lebih dapat mengguncang zona ini dalam lima dekade mendatang.

"Perluasan dataran banjir pesisir setelah gempa zona subduksi Cascadia belum pernah diukur sebelumnya, dan dampaknya terhadap penggunaan lahan dapat secara signifikan memperlambat pemulihan," ujar asisten profesor Geosains di Virginia Tech, Tina Dura.

Tsunami setinggi 304 meter berpotensi menyapu jutaan nyawa dalam hitungan menit. Gelombang raksasa tersebut diprediksi bisa menenggelamkan sebagian kota dengan ketinggian air mencapai 1,9 meter, terutama di wilayah Washington, Oregon, dan California bagian utara.

Lebih buruk lagi, wilayah yang jauh dari zona patahan, seperti Alaska dan Hawaii juga dinilai rentan terhadap dampak susulan, karena kondisi seismik dan vulkaniknya yang tidak stabil. Zona subduksi Cascadia terakhir mengalami gempa besar pada tahun 1700, namun sejak saat itu belum ada aktivitas seismik signifikan.

Hal ini membuat para ilmuwan semakin khawatir, karena tekanan geologi yang terakumulasi selama lebih dari tiga abad bisa dilepaskan dalam satu kejadian bencana. Sebab dalam sejarahnya, zona Cascadia dikenal sebagai salah satu daerah paling mematikan di dunia jika terjadi gempa dan tsunami.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Teka Teki Megatsunami 200 Meter Hajar Greenland

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular