
Sisa 1 Anak Lahir di Jepang, Petaka Seks di Depan Mata

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis populasi mengintai beberapa negara karena tren penduduk yang enggan memiliki anak. Beberapa di antaranya yang kerap disorot adalah Jepang, Korea Selatan, dan China.
Angka kelahiran di Jepang terus mengalami penurunan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, diramalkan pada 2720 mendatang, Jepang hanya akan memiliki 1 anak di bawah usia 14 tahun.
Temuan ini diungkap oleh Hiroshi Yoshida, seorang profesor di Pusat Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Lanjut Usia Universitas Tohoku. Ia membuat sebuah jam konseptual untuk menyoroti tingkat kesuburan Jepang yang menurun dengan menampilkan data waktu tentang jumlah anak di sana.
Jam ini akan menunjukkan jumlah anak pada sebuah waktu dan tahun sebelumnya. Japan Times menyebutkan Yoshida telah melakukannya sejak April 2012.
Berdasarkan perhitungannya, hanya akan ada satu anak tepatnya pada 5 Januari 2720 atau sekitar 695 tahun dari sekarang.
Perhitungan berasal dari tingkat penurunan tahunan populasi anak-anak. Terdapat penurunan 2,3% pada data terbaru membuat prediksinya maju 100 tahun dari ramalan pada 2023 lalu.
Menurut Yoshida perkiraan itu dibuat untuk meningkatkan kesadaran soal penurunan populasi yang terjadi dengan cepat di Jepang. Termasuk penurunan angka kelahiran yang mengalami hal serupa.
Jumlah kelahiran di Jepang terus mengalami penurunan dan menyentuh level terendah. Pada Januari hingga Juni tahun lalu tercatat hanya ada 350.074 kelahiran atau turun 5,7% dari periode yang sama tahun 2023.
Sementara itu angka kelahiran pada 2023 juga mengalami penurunan dari tahun 2022. Jumlahnya turun 3,6% atau 13.890 kelahiran lebih sedikit.
Berbagai cara dilakukan pemerintah Jepang untuk memerangi penurunan angka kelahiran. Sebab para pemimpin menyebutkan fenomena ini cukup mengkhawatirkan.
Jika penduduk usia produktif habis, maka akan berdampak pada angkatan kerja dan menghambat pergerakan ekonomi.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
