
Google Buka Fakta Baru Soal Raja Hacker Dunia Utusan Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Google buka-bukaan soal kelompok peretas bernama APT29. Kelompok ini dilaporkan terkait dengan pemerintah Rusia, khususnya Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia atau SVR.
Dalam sebuah laporan, Google mengatakan memiliki bukti peretas menggunakan eksploitasi yang identik atau sangat mirip dengan yang dibuat oleh pembuat software mata-mata Intellexa dan NSO Group.
Namun Google belum tahu cara pemerintah Rusia bisa menggunakan eksploitasi tersebut. Namun ini bisa jadi contoh cara eksploitasi yang dikembangan pembuat software ke tangan aktor ancaman berbahaya, yang dalam hal ini merujuk pada APT29.
Kode eksploitasi tersembunyi berhasil ditemukan pada situs web pemerintah Mongolia. Kejadiannya berkisar November 2023 hingga Juli 2024.
Ponsel yang digunakan mengakses situs selama delapan bulan itu akan diretas. Serangan watering hole ini akan mencuri data dan juga password milik korban, dikutip dari Tech Crunch, Jumat (30/8/2024).
Para peretas menargetkan iPhone dan iPad. Yakni bertujuan mencuri cookie akun yang tersimpan di dalam Safari, khususnya penyedia email sebagai hosting akun pribadi dan pemerintah Mongolia.
Cookie yang dicuri kemudian digunakan untuk mengakses akun pemerintah. Dua peretasan langsung dilakukan untuk mencuri cookie pengguna yang tersimpan di Chrome.
Sementara itu NSO Group memastikan tidak menjual produknya pada Rusia. Konsumennya hanya pada otoritas yang ada di Amerika Serikat (AS) dan Israel.
"NSO tidak menjual produknya ke Rusia. Teknologi kami dijual secara eksklusif kepada badan inteligen dan penegakan hukum AS dan Israel yang telah diverifikasi. Sistem dan teknologi kami aman dan dipantau mendeteksi serta menetralkan ancaman eksternal," jelas perusahaan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Sosok Raja Hacker No.1 Dunia yang Bikin AS Hancur Lebur
