
RI Dilupakan, Google Lagi-Lagi Guyur Triliunan ke Negeri Tetangga

Jakarta, CNBC Indonesia - Google dan badan sains nasional Australia akan bekerja sama untuk mengembangkan perangkat digital yang secara otomatis mendeteksi dan memperbaiki kerentanan software bagi penyelenggara infrastruktur penting. Kerja sama ini sebagai langkah untuk memerangi lonjakan serangan siber.
Software untuk organisasi seperti rumah sakit, badan pertanahan, serta pemasok energi akan disesuaikan agar sejalan dengan lingkungan regulasi Australia.
"Kerentanan rantai pasokan software merupakan masalah global, dan Australia telah memimpin dalam langkah-langkah legislatif untuk mengendalikan dan memerangi risiko tersebut," kata Stefan Avgoustakis, kepala praktik keamanan untuk Google Cloud di Australia dan Selandia Baru, dikutip dari Reuters, Jumat (23/8/2024).
Pemerintah Australia telah memberlakukan persyaratan yang lebih ketat bagi penyedia infrastruktur penting untuk melaporkan dan mencegah serangan siber setelah serangkaian pelanggaran terjadi dalam dua tahun terakhir hingga membuat data pribadi lebih dari 26 juta penduduk negara itu terekspos.
Kemitraan penelitian tersebut akan memasangkan basis data kerentanan sumber terbuka Google yang ada dan layanan kecerdasan buatan (AI) dengan metode penelitian Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO).
Google mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari komitmen 5 tahun yang dibuatnya pada 2021 untuk membelanjakan US$675 juta (Rp 10 triliun) di Australia.
Komitmen tersebut dibuat saat ada dorongan dari negara tetangga RI itu atas regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan teknologi global, termasuk Google.
Google juga memasok layanan keamanan siber ke AS sebagai bagian dari kontrak senilai US$9 miliar (Rp 139 triliun) antara Departemen Pertahanan AS dan sejumlah perusahaan teknologi besar.
Pimpinan proyek CSIRO Ejaz Ahmed mengatakan, software keamanan siber yang dikembangkan secara lokal akan lebih selaras dengan regulasi lokal, sehingga meningkatkan kepatuhan dan kepercayaan yang lebih besar dari masyarakat dan pemerintah.
Temuan proyek tersebut akan dipublikasikan untuk menyediakan akses mudah ke informasi bagi penyedia infrastruktur penting.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Salah Gunakan Posisi, Google Didenda Hingga Rp 40 Triliun