Awas Badai Matahari Dahsyat Bombardir Bumi, Hindari Dampaknya

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
14 August 2024 06:40
Pergerakan plasma di permukaan matahari menyerupai ular angkasa.
Foto: dok NASA

Jakarta, CNBC Indonesia - Badai matahari besar melanda Bumi pada Senin (12/8/2024). Hal ini disampaikan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS), NOAA.

NOAA dalam pernyataannya menyatakan mengamati kondisi badai geomagnetik tingkat empat dalam skala 5 pada pukul 15.00 GMT. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa jam, tetapi tidak diperkirakan akan meningkat lebih jauh dalam intensitasnya.

"Badai geomagnetik yang parah mencakup potensi aurora yang terlihat samar-samar sejauh selatan Alabama dan California utara," kata NOAA dalam sebuah pernyataan, mengacu pada negara bagian AS dikutip AFP.

Badai matahari baru ini disebabkan oleh lontaran massa korona (CME), yang merupakan ledakan partikel yang meninggalkan Matahari. Ketika partikel-partikel ini tiba di Bumi, mereka mengganggu medan magnetnya.

Dari segi akibat, fenomena ini dapat membawa northern lights atau aurora lebih jauh ke selatan dari biasanya, sehingga bisa terlihat hingga di daratan Eropa Tengah.

"Sekarang ada banyak aurora. Jika berlangsung hingga malam di sini, kita mungkin bisa melihatnya," kata astrofisikawan di Observatorium Cote d'Azur di Prancis, Eric Lagadec, di X.

Namun, badai matahari atau geomagnetik juga dapat memicu efek yang tidak diinginkan. Misalnya, badai tersebut dapat merusak komunikasi frekuensi tinggi, mengganggu satelit, dan menyebabkan kelebihan beban pada jaringan listrik.

"Operator infrastruktur sensitif telah diberitahu untuk menerapkan langkah-langkah guna membatasi efek ini," tambah NOAA.

Pada bulan Mei, planet ini mengalami badai geomagnetik terkuat yang tercatat dalam 20 tahun. Badai tersebut menyebabkan aurora menerangi langit malam di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia, pada garis lintang yang jauh lebih rendah dari biasanya.

Peristiwa jenis ini meningkat akhir-akhir ini karena Matahari saat ini sedang mendekati aktivitas puncaknya. Ini sesuai dengan siklus 11 tahun pusat tata surya itu.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Badai Matahari Bombardir Bumi, Radiasi Jebol Atmosfer

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular