Kerusuhan Inggris Parah, Internet Mau Dirombak

Redaksi, CNBC Indonesia
12 August 2024 12:25
Foto udara menunjukkan orang-orang yang berkumpul untuk memprotes rencana protes anti-imigrasi sayap kanan di Walthamstow, London, Rabu, 7 Agustus 2024. (AP/Alberto Pezzali)
Foto: Foto udara menunjukkan orang-orang yang berkumpul untuk memprotes rencana protes anti-imigrasi sayap kanan di Walthamstow, London, Rabu, 7 Agustus 2024. (AP/Alberto Pezzali)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Inggris berencana mengubah rancangan aturan keamanan online (Online Safety Act) untuk meregulasi platform media sosial.

Hal ini menyusul kerusuhan yang terjadi di Inggris akibat disinformasi yang tersebar luas di platform online.

Aturan tersebut sudah ditetapkan pada Oktober lalu, namun baru berlaku pada awal tahun depan. Dalam aturan itu, pemerintah bisa memberikan denda sebesar 10% dari pendapatan global media sosial jika terdeteksi melakukan pelanggaran.

Saat ini, perusahaan hanya didenda jika gagal mengatur konten ilegal di platformnya, seperti ujaran kebencian dan kekerasan.

Perubahan yang diajukan, perusahaan akan didenda jika mengizinkan konten yang mengandung disinformasi terbesar luas pada platform mereka, dikutip dari Reuters, Senin (12/8/2024).

Pada pekan lalu, perusahaan survei YouGov mempublikasikan hasil survey 2.000 orang. Temuannya, 66% percara media sosial bertanggung jawab dalam banyaknya unggahan terkait tindakan kriminal.

Sebanyak 70% mengatakan perusahaan media sosial saat ini belum diatur secara ketat. Lalu 71% mengatakan media sosial tidak banyak bertindak untuk melawan disinformasi di platformnya saat kerusuhan terjadi.

"Ada beberapa aspek di Online Safety Act yang belum efektif saat ini. Kami siap untuk melakukan perubahan jika diperlukan," kata Menteri Kantor Kabinet, Nick Thomas Symonds.

Kerusuhan pecah di Inggris setelah konten misinformasi beredar di media sosial soal identitas pelaku pembunuhan tiga perempuan muda pada 29 Juli lalu. Konten di media sosial menuding pelaku penusukan adalah penduduk Muslim pendatang (migran).

Perusuh bentrok dengan polisi di beberapa kota. Pemilik media sosial X, Elon Musk menambah parah kerusuhan dengan membagikan informasi sesat kepada jutaan pengikutnya. Musk juga menyatakan bahwa "perang sipil" tidak bisa dihindari di Inggris.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan komentar Musk tidak punya dasar apapun.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Google Tertekan, Internet Bakal Berubah Total

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular