Ilmuwan Temukan Harta Karun Berlian Terkubur di Planet Dekat Matahari
Jakarta, CNBC Indonesia - Penelitian baru menemukan adanya lapisan berlian setebal 18 kilometer terselip di bawah permukaan Merkurius, planet terkecil di tata surya dan yang paling dekat dengan matahari.
Berlian tersebut kemungkinan terbentuk setelah Merkurius menjadi sebuah planet sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Planet itu sendiri terdiri dari awan debu dan gas yang berputar-putar dalam 'wadah' bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi.
Pada saat ini, planet yang masih berusia muda muda tersebut diyakini memiliki kerak grafit, yang mengapung di atas lautan magma yang dalam.
Sebuah tim peneliti menciptakan kembali 'wadah' tersebut dalam sebuah eksperimen, dengan sebuah mesin yang disebut anvil press yang biasanya digunakan untuk mempelajari bagaimana material berperilaku di bawah tekanan ekstrem tetapi juga untuk produksi berlian sintetis.
"Ini adalah alat pres yang sangat besar, yang memungkinkan kami untuk menempatkan sampel-sampel kecil pada tekanan dan suhu yang sama tingginya dengan yang kami harapkan di dalam mantel Merkurius, di batas antara mantel dan inti," kata Bernard Charlier salah satu penulis studi yang melaporkan temuan-temuan tersebut, dikutip dari CNN, Selasa (6/8/2024).
Tim tersebut mencampurkan sintetis berbagai elemen, termasuk silikon, titanium, magnesium, dan aluminium, ke dalam kapsul grafit, yang meniru komposisi teori interior Merkurius.
Para peneliti kemudian memaparkan kapsul tersebut pada tekanan yang hampir 70.000 kali lebih besar daripada yang ditemukan di permukaan Bumi dan suhu hingga 2.000 derajat Celsius, yang mereplikasi kondisi yang kemungkinan ditemukan di dekat inti Merkurius miliaran tahun yang lalu.
Setelah sampel meleleh, para ilmuwan mengamati perubahan kimia dan mineral di bawah mikroskop elektron dan mencatat bahwa grafit telah berubah menjadi kristal berlian.
Mekanisme ini, kata para peneliti, tidak hanya dapat memberi kita lebih banyak wawasan tentang rahasia yang tersembunyi di bawah permukaan Merkurius, tetapi juga tentang evolusi planet dan struktur internal eksoplanet dengan karakteristik serupa.
Merkurius yang misterius
Merkurius adalah planet terpadat kedua setelah Bumi. Inti logamnya yang besar menempati 85% radius Merkurius, dan juga merupakan planet terestrial yang paling jarang dieksplorasi di tata surya.
Misi terakhir yang diselesaikan ke Merkurius, MESSENGER milik NASA, mengorbit planet tersebut antara Maret 2011 dan April 2015. Misi ini mengumpulkan data tentang geologi, kimia, dan medan magnet planet tersebut, sebelum pesawat antariksa kehabisan bahan bakar dan menabrak permukaan.
"Kami tahu ada banyak karbon dalam bentuk grafit di permukaan Merkurius, tetapi hanya ada sedikit penelitian tentang bagian dalam planet ini," kata Yanhao Lin, seorang ilmuwan staf di Pusat Penelitian Lanjutan Sains dan Teknologi Tekanan Tinggi Beijing dan rekan penulis penelitian tersebut di jurnal Nature Communications.
"Dibandingkan dengan Bulan atau Mars, kita hanya tahu sedikit tentang Merkurius, juga karena kita tidak memiliki sampel dari permukaan planet itu," kata Charlier.
Merkurius berbeda dari semua planet terestrial lainnya, karena sangat dekat dengan matahari dan memiliki jumlah oksigen yang sangat rendah, yang memengaruhi kimia.
Soal berlian, ia menyatakan bahwa ketebalan lapisan berlian antara 15 dan 18 kilometer hanyalah perkiraan, dan dapat berubah karena proses pembentukan berlian masih berlangsung saat inti Merkurius terus mendingin.
Para peneliti juga tidak mungkin untuk mengetahui seberapa besar berlian-berlian tersebut.
"Kami tidak memiliki petunjuk tentang ukurannya, tetapi berlian hanya terbuat dari karbon, jadi berlian-berlian tersebut seharusnya serupa dengan apa yang kita ketahui di Bumi mengenai komposisinya. Berlian-berlian tersebut akan tampak seperti berlian murni," jelasnya.
Berlian-berlian tersebut juga tidak mungkin untuk ditambang, bahkan dengan teknologi masa depan yang lebih maju, karena berlian-berlian tersebut berada pada kedalaman sekitar 500 kilometer.
Namun, beberapa lava di permukaan Merkurius telah terbentuk oleh pencairan mantel yang sangat dalam. Masuk akal untuk mempertimbangkan bahwa proses ini dapat membawa beberapa berlian ke permukaan, dengan analogi dengan apa yang terjadi di Bumi," pungkasnya.
(fab/fab)