FOTO Internasional

Penampakan Tanda Kiamat Driver Online Muncul di China

Reuters, CNBC Indonesia
Jumat, 09/08/2024 14:25 WIB

Perkembangan teknologi canggih yang mengarah ke otomatisasi membuat banyak pekerjaan manusia terancam punah.

1/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Perkembangan teknologi canggih yang mengarah ke otomatisasi membuat banyak pekerjaan manusia terancam punah. Salah satunya yang sudah terlihat jelas di depan mata adalah profesi sopir. Fenomena ini muncul di China. Negara kekuasaan Xi Jinping itu mulai banyak mengadopsi robotaxi, yakni taksi tanpa awak. (REUTERS/Ethan Wang)

2/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Liu Yi (36 tahun) adalah salah satu dari 7 juta sopir online di China yang khawatir akan kehilangan pekerjaan. Pria yang berdomisili di Wuhan tersebut mulai bekerja paruh waktu sebagai sopir online pada tahun ini. Kini, ia kembali harus menghadapi krisis baru. Yi melihat sudah banyak taksi tanpa sopir yang wara-wiri di area tempatnya mencari nafkah. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

3/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Salah satu robotaxi yang terkenal di China adalah Apollo Go, yakni anak perusahaan raksasa teknologi Baidu. Baidu dan Kementerian Industri dan Teknologi Informatika China menolak berkomentar. Teknologi pengemudi tanpa awak (self-driving) sejatinya masih dalam tahap eksperimen di banyak negara. Namun, perkembangannya sudah sangat agresif di China dan dampaknya mulai terlihat. (REUTERS/Sarah Wu)

4/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Laporan Reuters menyebut saat ini ada 19 kota di China yang sudah mengimplementasikan pengujian robotaxi dan robobus. Beberapa perusahaan yang memimpin teknologi ini adalah Apollo Go, Pony.ai, WeRide, AutoX, dan SAIC Motor. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

5/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Sejatinya, robotaxi juga menghadapi isu keamanan di China. Namun, otoritas lebih mudah mengeluarkan izin uji coba demi mendukung tujuan ekonomi. China memiliki 7 juta sopir online yang terdaftar. Angka itu jauh lebih besar ketimbang 4,4 juta orang pada 2 tahun lalu. Data menunjukkan banyak orang beralih menjadi sopir online di tengah sulitnya bursa kerja karena kelesuan ekonomi. (REUTERS/Sarah Wu)

6/6 Mobil tanpa pengemudi oleh Apollo Go, layanan robotaxi milik Baidu, memberi jalan kepada mobil lain yang berputar balik di persimpangan di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 19 Juli 2024. (REUTERS/Ethan Wang)

Efek samping robotaxi akan menimbulkan kekhawatiran baru bagi para pekerja tersebut. Untuk jangka panjang, para pakar ekonomi mengatakan pekerjaan otomatisasi akan membawa dampak positif bagi ekonomi China. Namun, inovasi juga harus mementingkan dampak disrupsi bagi masyarakat. (REUTERS/Ethan Wang)