Pelaku Jasa Konstruksi Merugi Gegara Pusat Data Nasional Diserang

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku jasa konstruksi yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) mengaku mengalami kerugian akibat serangan siber ransomware terhadap Pusat Data Nasional (PDN). Hal itu membuat permohonan layanan Sertifikat Badan Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) terhenti.
Ketua Umum Gapensi Andi Rukman Nurdin Karumpa mengatakan, selama ini seluruh tahapan penyelenggaraan konstruksi mulai dari proses perizinan berusaha, pengadaan barang dan jasa, hingga big data processing dalam penentuan kebijakan pengembangan jasa konstruksi nasional telah sepenuhnya mengadopsi teknologi informasi.
Lantaran hal ini, ia pun menyayangkan serangan siber yang menyerang PDN. Dengan lumpuhnya PDN, Sistem Informasi Jasa Konstruksi Terintegrasi (SIJKT) yang ikut terkunci tentunya berujung pada tidak tercapainya pertumbuhan ekonomi di masa depan
"SIJKT itu masuk ke server PDN dan ikut terkunci. Ini berakibat para pelaku jasa konstruksi nasional kesulitan mengajukan izin usaha mereka. Sebab ini merupakan syarat dasar untuk tender," kata Andi saat ditemui di Graha GAPENSI, Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (22/7/2024).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa kerugian nominalnya besar. Terhitung bahwa selama 10 hari terakhir atau sejak 19 Juni lalu, telah ada 1.479 permohonan perizinan berusaha, dan 12.332 permohonan sertifikasi tenaga kerja konstruksi yang terhenti.
"Ini luar biasa ya memang sumber pemasukannya di situ. Kerugiannya cukup besar saya pikir dan tidak bisa disebutkan angkanya karena hampir instansi mengalami hal yang sama. Jadi kita berharap hal ini tidak terulang lagi dan ini buat saya menjadi pengalaman untuk membuat back up data," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Andi juga membawa angin segar dengan mengatakan bahwa sistem aplikasi e-simpan yang merupakan bagian dari SIJKT akan kembali normal dan beroperasi pada 24 Juli 2024.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
