Tanda Kiamat dari Bill Gates, Terang-Terangan Tunjuk Indonesia

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Minggu, 21/07/2024 12:00 WIB
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia jadi salah satu negara yang dibicarakan konglomerat Bill Gates terkait kiamat di Bumi. Dalam blognya Februari lalu, dia mengungkapkan soal perubahan iklim.

Indonesia dan Malaysia disinggung karena menjadi tempat tumbuhnya sawit. Minyak sawit disebut menciptakan dampak besar pada lingkungan.

Gates mengatakan minyak sawit digunakan pada banyak makanan dan benda yang digunakan sehari-hari, termasuk kue hingga mi instan.


Salah satu yang disorot oleh Bill Gates adalah proses menghasilkan minyak sawit. Pohon yang tumbuh subur di kawasan khatulistiwa membuat penggundulan hutan semakin marak terjadi.

"Hal ini menyebabkan penggundulan hutan di area-area khatulistiwa untuk mengonversinya menjadi lahan sawit," kata Gates, dikutip Minggu (21/7/2024).

Hal ini berdampak pada keragaman alam dan menyebabkan pukulan telak untuk perubahan iklim. Pun proses konversi dengan cara pembakaran lahan hutan juga menciptakan emisi di atmosfer dan meningkatkan suhu.

"Pada 2018, kehancuran yang terjadi di Malaysia dan Indonesia saja sudah cukup parah hingga menyumbang 1,4% emisi global. Angka itu lebih besar dari seluruh negara bagian California dan hampir sama besarnya dengan industri penerbangan di seluruh dunia," Gates menjelaskan.

Selain itu, Pendiri Microsoft itu menjelaskan aktivitas Bumi menghasilkan 51 miliar ton gas rumah kaca. Sekitar 7% berasal dari produksi lemak dan minyak hewan dan tumbuhan.

"Untuk memerangi perubahan iklim, kita harus mengubah angka tersebut ke nol," kata dia.

Namun menghilangkan konsumsi lemak hewan dan minyak sawit juga tak mudah. Dia menjelaskan telah memiliki solusi mengatasi masalah lingkungan itu dengan tetap menghasilkan lemak hewan dan perubahan iklim.

Salah satunya melalui Savor, startup yang didanai Gates. Perusahaan menciptakan lemak dari proses yang melibatkan karbondioksida dan hidrogen dari air yang dipanaskan dan dipisahkan melalui proses dioksidasi.

Sementara itu, C16 Biosciences menjadi perusahaan yang berupaya membuat alternatif minyak sawit. Tahun 2017, Gates menjelaskan perusahaan mengembangkan produk dari mikroba ragi liar menggunakan proses fermentasi, dan tidak ada emisi sama sekali.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center