
Lewat IoT, Telkom Dukung Optimalisasi Energi Sektor Manufaktur

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menghadirkan solusi teknologi Internet of Things (IoT) melalui platform Antares. Platform ini mampu mendukung energi berkelanjutan di industri manufaktur dengan pemantauan dan pengendalian energi yang real-time, otomatisasi dan optimalisasi proses penggunaan energi, hingga pengumpulan data yang efisien untuk kebutuhan analisa dan pelaporan energi.
EVP Digital Business and Technology Telkom, Komang Budi Aryasa mengatakan melalui platform Antares IoT dari Leap Telkom Digital, Telkom sebagai lokomotif digitalisasi di Indonesia turut berkomitmen tercipta penggunaan energi berkelanjutan yang terkontrol dengan baik di industri manufaktur.
"Penggunaan teknologi IoT menjadi penting, tidak hanya untuk kemajuan bangsa di bidang ekonomi, tetapi juga untuk menjaga lingkungan kita dari emisi gas rumah kaca berlebih," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (19/7/2024).
Dengan memanfaatkan platform IoT dari Antares, penggunaan energi di industri manufaktur dapat diidentifikasi, termasuk mengetahui penggunaan energi yang tidak wajar. Hal ini karena Antares IoT mampu memusatkan data dan platform yang digunakan sudah terintegrasi dengan sistem maupun perangkat yang digunakan masing-masing industri.
Antares IoT juga mampu secara otomatis mengkonversi penggunaan energi menjadi nilai carbon emission, carbon offset, dan neraca karbon guna mendukung terwujudnya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.
Komang menjelaskan pelaku industri, khususnya manufaktur di Indonesia, saat ini cenderung mencatat secara manual energi yang digunakan. Sistem manajemen energi di banyak perusahaan manufaktur juga belum terpusat sehingga proses analisis dan identifikasi penggunaan energi tidak bisa dilakukan secara real-time dan pendeteksian penggunaan energi menjadi lambat.
"Dampak dari keterlambatan ini beragam, mulai dari pemborosan energi hingga potensi gangguan dalam operasional usaha. Proses perhitungan penggunaan energi secara manual tanpa bantuan sistem otomatisasi pun berpotensi menyebabkan kesalahan," ungkap dia.
Menurut dia, pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia tidak hanya mendukung kemajuan bangsa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon. Hal ini karena sifatnya yang membutuhkan banyak sumber daya.
"Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap emisi karbon juga tidak dapat diabaikan. Pelaku industri manufaktur harus memahami pentingnya mitigasi perubahan iklim, serta pemantauan dan pengendalian konsumsi energi berkelanjutan," papar dia.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian tingkat emisi gas rumah kaca yang diproduksi sektor industri sepanjang 2022 mencapai 238,1 juta ton CO2e. Angka tersebut tergolong tinggi sehingga diperlukan kesadaran dari pelaku industri untuk menekan tingkat emisi melalui manajemen penggunaan energi yang solutif dan efektif.
"Mengadopsi teknologi IoT dari platform IoT dari Antares dalam manajemen energi menjadi salah satu solusi untuk mengoptimalkan penggunaan energi yang berdampak pada efisiensi terhadap operasional manufaktur," pungkas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Atasi Lonjakan Trafik, TelkomGroup Siapkan Kapasitas Internet 51 Tbps