
Modus Penipuan Baru Lewat WhatsApp Banyak Jerat Warga RI, Awas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pihak Kepolisian mengungkapkan tindak kejahatan scam internasional, TPPO dan TPPU jaringan internasional. Penipuan ini menjadi kejahatan social engineering yang menjerat banyak warga Indonesia.
Direktur Tindak Pidana Siber (Dirtipidsiber) Bareskrim Polri, Himawan Bayu Aji menjelaskan kejahatan ini terungkap setelah adanya pemulangan WNI yang dipekerjakan sebagai pelaku penipuan online. Pelaku itu melakukan kejahatan jaringan internasional di Dubai.
Dari situ diketahui ada penawaran pekerjaan terkait pekerja kantor berhubungan komputer di luar negeri. Mereka ditawari gaji sebesar 3.500 dirham atau Rp 15 juta per bulan.
Tapi tawaran itu ternyata penipuan, karena setelah sampai di lokasi pekerjaan mereka diminta menyerahkan paspor oleh seseorang yang beekrja sebagai penerjemah. Alih-alih bekerja kantoran, mereka menjadi operator untuk penipuan social engineering.
"Kemudian dibriefing di lokasi, bahwa tugas operator mencari korban WNI dengan modus social engineering. Artinya diblasting website, mempelajari pola-polanya, untuk menawarkan investasi paruh waktu, dengan hasil yang direkayasa," jelasnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Pelaku akan mengirimkan blasting chat lewat WhatsApp dan Telegram. Di dalam pesan tersebut ditawarkan keuntungan yang besar.
Berikutnya korban diminta melakukan tugas dan melakukan deposit. Namun mereka akan mendapatkan kerugian setelah melakukan perintah tersebut.
Korban akan mendapatkan keuntungan, namun akan mengalami kerugian setelah menjalankan perintah tersebut.
Sementara itu WNI yang bekerja sebagai operator akhirnya melarikan diri. Sebab mereka merasa terancam dan tertipu, serta pekerjaan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Himawan juga mengungkapkan jaringan penipuan itu tidak hanya ada di Indonesia. Namun juga terjadi di Thailand, India dan China.
Pihak kepolisian berhasil menangkap empat tersangka. Satu orang WNA berinisial ZS sebagai pimpinan jaringan penipuan, dan tiga WNI yakni NSS, H dan M.
"Direktorat Cyber Bareskrim Polri berhasil menangkap empat orang yang terdiri dari satu orang warga negara asing dan tiga orang warga negara Indonesia. NSS merupakan penerjemah dari bahasa China ke bahasa Indonesia untuk memudahkan komunikasi cara melakukan online scam," kata dia.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Tak Terduga Negara Asia Jadi Incaran Hacker Dunia
