Startup Amerika Ini Ubah Asap dan Batu Bara Jadi Mentega

Redaksi, CNBC Indonesia
15 July 2024 15:55
French farmer Jean-Bernard Huon, 70, walks with his oxen on his land near his farm in Riec-sur-Belon, France, October 4, 2017. REUTERS/Stephane Mahe  SEARCH
Foto: REUTERS/Stephane Mahe

Jakarta, CNBC Indonesia - Startup asal Amerika Serikat yang bernama Savor mengembangkan teknologi untuk membuat material pengganti mentega dengan bahan baku karbon.

Teknologi Savor unik karena produk buatan mereka bakal menjadi satu-satunya alternatif mentega yang sepenuhnya "ramah lingkungan" karena tidak berdampak terhadap perubahan iklim. Bahkan, proses produksi "mentega" Savor membantu memerangi pemanasan global.

Proses yang digunakan Savor adalah proses petrokimia sintesis Fischer-Tropsch, yang mengubah material karbon dioksida, metana, dan batu bara menjadi hidrokarbon.

"Tidak ada [proses] biologi dalam proses kami," kata CTO Savor yang bernama Kathleen Alexander kepada New Scientist, dikutip dari Futurism, Senin (15/7/2024).

Hidrokarbon yang didapatkan dari sintesis Fischer-Tropsch kemudian dicampur dengan oksigen untuk membuat asam lemak kemudian menjadi lemak. Lemak sintesis tersebut kemudian dicampur dengan air lewat proses emulsi dan ditambahkan minyak rosemary sebagai perasa.

Produk hasil proses tersebut diklaim bisa menggantikan mentega, yang punya cita rasa lemak yang kuat dan digunakan untuk memasak berbagai jenis makanan mulai dari kue kering hingga sayur.

Savor berharap agar produk mereka bisa mengurangi ketergantungan atas minyak kelapa sawit yang digunakan untuk membuat margarin dan peternakan sapi penghasil susu yang digunakan untuk membuat mentega. 

Di sisi lain, proses produksi mereka akan menyerap karbon dari atmosfer yang dituding sebagai penyebab utama pemanasan global.

Bahkan, para pendiri Savor punya ambisi memproduksi segala jenis bahan makanan lainnya lewat proses sintesis. Ambisi ini dituangkan ilmuwan pendiri perusahaan tersebut dalam artikel di jurnal Nature Sustainability berjudul "Makanan tanpa Pertanian."

"Saya pikir kita tidak akan bisa membuat seluruh makanan kita lewat proses sintesis, tetapi kita bisa mengurangi ketergantungan terhadap pertanian produsen gas rumah kaca seperti kelapa sawit dan kacang kedelai. Selain itu, kita bisa mengurangi luas lahan yang dibutuhkan untuk pasokan makanan kita," kata Steven Davis dari Stanford University.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Mau Sedot Polusi dari Air Laut, Dijadikan Semen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular