Tak Disangka, Ilmuwan Muslim Ini yang Temukan Teori 1 Tahun 365 Hari

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
13 July 2024 11:20
Al-Battani penemu teori 1 tahun 365 hari. (Dok. CNNIndonesia/Fajrian)
Foto: Al-Battani penemu teori 1 tahun 365 hari. (Dok. CNNIndonesia/Fajrian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penetapan hari dan dalam satu tahun kalender yang digunakan pada saat ini sebetulnya telah diterapkan oleh bangsa Arab di Timur Tengah, tepatnya era Mesir kuno.

Dalam satu tahun kalender yang dikenal saat ini berjumlah 365 hari. Jumlah itu merupakan hasil pembulatan dari waktu Bumi untuk mengorbit Matahari, yaitu selama 365,242190 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 56 detik.

Penemu teori kalender setahun berisi 365 hari ini ialah Abu ʿAbdullah Muḥammad ibnu Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani as-Sabiʾ al-Battani, atau yang dikenal secara global dengan sebutan Al-Battani.

Mengutip DetikEdu Al-Battani adalah seorang ilmuwan muslim asal Suriah yang lahir pada 858 dan wafat di Iraq pada 929. Ia dikenal sebagai astronom dan matematikawan di tanah Arab.

Di literatur Latin, namanya dikenal dengan sebutan Albategnius, Albatenius, atau Albategni.

Astronom yang terkenal di Eropa ini berhasil menyempurnakan perhitungan astronomi Ptolomeus dengan mengganti metode geometri dengan trigonometri.

Sebagai seorang astronom, ia juga berhasil menyempurnakan nilai-nilai yang ada untuk panjang tahun dan musim untuk presisi tahunan ekuinoks dan untuk inklinasi ekliptika.

Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa titik terjauh dari Bumi bervariasi dan gerhana Matahari annular mungkin terjadi.

Salah satu kontribusi yang paling berpengaruh adalah perhitungan 1 tahunnya yang dituangkan dalam karya yang disebut Kitab al-Zij atau Kitab Astronomi.

Zij memiliki 57 bab, yang salah satunya membahas mengenai teori 1 tahunnya. Dalam kitab itu ia memperkirakan panjang tahun adalah 365 hari 5 jam 48 menit dan 24 detik, kesalahan sedikit kurang dari tujuh per seratus persen.

Al-Battani sempat menentukan ulang waktu ekuinoksnya. Ekuinoks adalah fenomena ketika Matahari terbit tepat dari timur dan tenggelam di barat.

Penentuan ulang ini memungkinkannya untuk membuat estimasi waktu yang lebih baik, yang ia hitung sebagai 365 hari 5 jam 46 menit dan 24 detik. Angka tersebut 2 menit 22 detik kurang dari sebelumnya.

Kita Zij mulai diterjemahkan ke bahasa latin pada abad ke-2 oleh bangsa Eropa. Penerjemahnya ialah Roberts asal Chester. Lalu, versi latin yang masih dicetak pada 1537 satu-satunya oleh Plato dari Nuremberg dengan judul "De motu stellarum" yang artinya tentang gerak bintang.

Metode penghitungan hari Al-Battani pun menjadi solusi orang Mesir dalam mengatasi kesulitan ketidakcocokan inheren tahun lunar dan solar. Hal ini membuat skema 365 hari dibagi menjadi 3 musim yang masing-masing terdiri dari 4 bulan dan masing-masing bulan terdiri atas 30 hari.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular