
Banjir Chip Lawas Buatan China, Eropa Mulai Waswas

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Eropa dikabarkan mulai waswas dengan chip China generasi lama yang membanjiri pasar Eropa. Dominasi chip buatan China dikhawatirkan membuat industri mobil hingga alat kesehatan Eropa terlalu bergantung kepada China.
Menurut sumber Reuters, penyelidikan adalah misi pencarian fakta dengan cakupan yang lebih luas dibanding langkah serupa yang diambil Departemen Perdagangan Amerika Serikat.
Ketua unit anti-monopoli Komisi Eropa, Margrethe Vestager pada April lalu mengindikasikan bahwa mereka mulai menyelidiki potensi pelanggaran terkait chip model lama buatan China.
Industri China saat ini sedang menggenjot produksi chip generasi lama memanfaatkan subsidi yang disediakan pemerintah. Produksi chip lawas menjadi andalan baru pada saat produksi chip generasi baru mandek karena kebijakan blokir pemerintah Amerika Serikat.
Fokus utama China sebetulnya adalah menghilangkan ketergantungan atas chip buatan luar negeri. Namun, produksi besar-besaran di China memicu ketakutan baru di negara barat.
Chip kini tidak hanya digunakan di peralatan elektronik, tetapi juga di produk strategis seperti mobil hingga pesawat terbang. Negara barat takut langkah China menciptakan kelebihan pasok sehingga produsen di negara lain sulit bersaing.
Reuters melaporkan bahwa Komisi Eropa mengirim beberapa pertanyaan soal chip ke pelaku industri di Eropa termasuk sumber pasokan chip, harga, dan spesifikasi.
Lonjakan produksi chip di China berdampak beragam terhadap perusahaan-perusahaan di Eropa. ASML, pembuat mesin yang dibutuhkan untuk proses produksi chip yang berbasis di Belanda, bisa menjaga sumber pendapatan mereka di China. Pasalnya, saat ini permintaan ASLM dari China tersendat karena perusahaan di Negeri Tiongkok tidak bisa memproduksi chip teknologi terbaru karena diblokir AS.
Bagi produsen chip Eropa seperti Infineon dari Jerman dan STMicroelectronics asal Prancis, agresivitas China membuat persaingan sebagai pemasok chip untuk mobil dan perangkat listrik makin ketat. Namun, kedua perusahaan juga punya kepentingan bisnis di China.
Di sisi lain, Reuters menilai perusahaan produsen pesawat, otomotif, teknologi kesehatan, dan energi enggan mengungkapkan volume penggunaan chip China dalam produksi mereka. Mereka juga bakal kesulitan menentukan asal usul komponen chipset mereka karena rantai produksi yang kompleks dan lintas negara.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apple Diancam Denda Rp 8 Triliun Karena Monopoli
