Joe Biden Bikin China Krisis, Huawei Buka Suara

Redaksi, CNBC Indonesia
Jumat, 05/07/2024 19:20 WIB
Foto: Bendera Tiongkok dan AS ditampilkan pada papan sirkuit cetak dengan chip semikonduktor. (REUTERS/Florence Lo//File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Joe Biden tak gentar menjegal China dalam mengembangkan chip canggih untuk teknologi kecerdasan buatan (AI). Aturan yang makin ketat untuk memblokir akses chip canggih ke China sudah dirasakan dampaknya.

CEO Huawei Cloud, Zhang Ping'an, mengakui China mengalami krisis kekuatan komputasi karena batasan-batasan yang dilakukan Amerika Serikat (AS). Namun, ia menolak untuk menyerah.


"Tak ada yang mengelak bahwa kita menghadapi keterbatasan kekuatan komputasi di China. Namun, kita tak boleh hanya bergantung pada chip-chip AI dengan proses manufaktur canggih dalam membangun fondasi infrastruktur AI," kata dia dalam gelaran World AI Conference di Shanghai, dikutip dari Reuters, Jumat (5/7/2024).

"Jika kita percaya bahwa tidak memiliki chip AI canggih berarti kita tak bisa memimpin inovasi AI, maka mindset itu harus diubah," ia melanjutkan.

Huawei telah masuk daftar hitam AS sejak 2019. Namun, Huawei akhirnya berhasil membangun kemandirian teknologi. Salah satunya dengan mengembangkan sendiri chip AI yang dinamai 'Ascend'.

Saat ini, chip AI tersebut digunakan untuk melatih model-model AI bagi banyak perusahaan China.

Kendati demikian, Ascend dianggap masih jauh di bawah chip buatan Nvidia asal AS dalam hal kekuatan komputasi yang diberikan.

Menurut Zhang, perlu dilakukan pendekatan inovasi yang fokus pada cloud. Hal ini, kata dia, bisa menjadi kompensasi atas ketiadaan chip AI canggih di China.

Ia juga mengatakan perlu ada penggabungan teknologi antara cloud dan jaringan untuk mengembangkan inovasi tanpa harus mengonsumsi energi yang besar. Menurut dia, ini adalah solusi efisiensi dan inovasi yang berjalan bersamaan.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center