Backup Pusat Data Nasional Hanya 2%, Begini Dampaknya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
28 June 2024 16:20
Kampus Pusat Data H2, Karawang, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). Kampus Pusat Data H2 menjadi salah satu pusat penyimpanan data digital karya Indonesia dengan tujuan memperkuat infrastruktur ekonomi digital Indonesia sehingga meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan ekonomi Indonesia di dunia.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kampus Pusat Data H2, Karawang, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). Kampus Pusat Data H2 menjadi salah satu pusat penyimpanan data digital karya Indonesia dengan tujuan memperkuat infrastruktur ekonomi digital Indonesia sehingga meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan ekonomi Indonesia di dunia.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hanya 2% data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya yang memiliki pencadangan (backup). Hal tersebut diungkap Kepala BSSN Hinsa Siburian dalam rapat bersama Komisi I DPR RI, Kamis (27/6/2024) malam kemarin.

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi yang turut dalam rapat tersebut, pihaknya bersama dengan PT Telkom sebagai vendor PDNS 2 sudah menyediakan fasilitas backup.

Namun, selama ini aturan untuk menggunakan fasilitas tersebut memang opsional. Artinya, tenant bisa memilih menggunakan backup atau tidak.

Budi Arie mengatakan tenant yang tidak memakai fasilitas backup umumnya terbentur soal anggaran. Namun, ke depannya Kementerian Kominfo akan mengubah aturan integrasi data ke PDN menjadi wajib atau mandatory.

Dengan begitu, ketika terjadi serangan, akan cepat pulih kembali sehingga tidak mengganggu layanan publik.

Balik ke kondisi saat ini, ketika hanya 2% data ter-backup dari PDNS Surabaya, bagaimana dampaknya pasca diserang?

Direktur Network dan IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko, mengatakan permasalahan ini akan bisa diselesaikan. Telkom akan mengikuti audit forensik yang dilakukan BSSN, lalu rekomendasinya akan dilaksanakan.

Saat ditanya risiko terbesar jika hanya 2% data yang bisa di-backup, Herlan memastikan Telkom akan berupaya sebaik mungkin untuk melakukan pemulihan.

"Secara prinsip semua layanan kita upayakan untuk diaktifkan," kata dia, usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (28/6/2024).

Ia juga menegaskan hingga kini tidak ada data yang diambil oleh pelaku peretasan. Pasalnya, data-data di dalam PDNS 2 dalam keadaan terenkripsi.

Hacker menggunakan penyerangan dengan modus ransomware varian BrainChipper. Penyerangan itu mengunci akses data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Pelaku meminta tebusan senilai US$ 8 juta atau Rp 131 miliar.

Pemerintah mengatakan tak akan membayar tebusan tersebut dan berupaya memulihkan akses data kementerian/lembaga pemerintah.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Diserang Ransomware, Layanan Pemerintah Berangsur Pulih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular