36 Orang Sengaja Ditulari Virus Covid, Hasilnya Tak Diduga
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 36 orang yang belum pernah terinfeksi dan menerima vaksin, rela ditulari dengan virus Covid-19. Eksperimen ini menghasilkan temuan baru yang mengejutkan soal Covid-19.
Imperial College London menggelar eksperimen penularan Covid-19 tersebut untuk mencari tahu reaksi sistem imun manusia terhadap Covid-19. Penelitian ini dimulai sejak masa awal pandemi.
Selama pandemi Covid-19, respons manusia terhadap Covid-19 sangat beragam. Sebagian mengalami gejala sangat parah hingga mengancam jiwa, tetapi banyak juga yang mengalami gejala ringan hingga tanpa gejala sama sekali.
Dalam eksperimen, 36 orang dewasa ditulari Covid-19 lewat hidung. Sebanyak 16 orang kemudian dimonitor perkembangan infeksinya hingga ke tingkat sel.
Analisis atas 600.000 sel yang diambil dari partisipan eksperimen mengungkap respons imun atas Covid-19 yang sebelumnya belum pernah diobservasi.
"Ini adalah kesempatan yang sangat unik untuk melihat respons imun saat berhadapan dengan patogen baru, pada orang dewasa tanpa riwayat Covid, di lingkungan yang waktu infeksi dan komorbid bisa dikendalikan," kata Rik Lindeboom, salah seorang penulis laporan hasil penelitian seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (20/6/2024).
Sebanyak 6 dari 16 orang mengalami gejala ringan infeksi Covid-19 dan hasil tes antigen positif. Gejala "transien" ditemukan di 3 orang lainnya, yaitu positif tes PCR dalam beberapa periode tertentu.
Namun, 7 orang lainnya terus-terusan menerima hasil tes PCR negatif bahkan ketika virus Covid-19 dimasukkan ke dalam hidung mereka. Analisis atas data sel menunjukkan bahwa sistem imun alami mereka merespons cepat "mematikan" virus tersebut, sehingga mereka bahkan tidak mengalami gejala yang biasanya timbul sebagai tanda perlawanan oleh antibodi.
Di tubuh 7 orang yang "kebal" Covid-19 ini, peneliti menemukan gen bernama HLA-DQA2 di darah dan hidung. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan protein HLA-DQA2 dengan gejala Covid-19 yang ringan. Artinya, kemungkinan besar gen tersebut adalah faktor kunci yang membuat sebagian orang sama sekali tak pernah terinfeksi Covid-19.
Di sisi lain, orang yang menunjukkan gejala Covid mengalami respons imun bertubi-tubi di darahnya tetapi tidak di jaringan hidung. Kondisi ini membuat virus bisa bertahan di hidung mereka.
"Temuan ini menyorot peristiwa penting di awal yang menentukan virus bertahan atau dibersihkan sebelum gejala muncul," kata Marko Nikolic, penulis lainnya. "Kami kini punya pemahaman lebih baik tentang respons imun, yang bisa menjadi dasar untuk mengembangkan perawatan potensial dan vaksin yang meniru respons alami manusia."
(dem/dem)