Kemarau Malah Hujan Petir, Wilayah RI Ini Harus Waspada
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Kendati demikian, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah masih dilanda hujan petir.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, sebagian wilayah di Indonesia masih berada di masa peralihan musim, di mana kandungan uap air dan labilitas atmosfer masih tinggi yang dapat memicu pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.
Salah satunya terjadi di Jakarta. BMKG mengungkapkan terdapat potensi hujan sedang dengan disertai kilat atau petir sejak beberapa hari lalu.
"Kondisi tersebut terjadi karena aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di Jawa bagian barat," kata Guswanto, dikutip dari situs resmi BMKG, dikutip Rabu (12/6/2024).
BMKG mencatat adanya pola pertemuan dan pelambatan kecepatan angin, suhu muka laut yang hangat di perairan sekitar Selat Sunda dan Laut Jawa, labilitas atmosfer tinggi dan indikasi adveksi dingin di selatan Jawa.
Dia menjelaskan fenomena karena kondisi atmosfer menimbulkan potensi hujan disertai kilat serta angin kencang. Ini terjadi selama pekan kemarin hingga 9 Juni 2024.
"Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang yang dapat berlangsung di sebagian wilayah Indonesia hingga 9 Juni 2024", ujarnya.
Bukan hanya pulau Jawa, hujan dengan intensitas sedang-lebat bersama dengan kilat/petir dan angin kencang juga terjadi di beberapa wilayah. Termasuk di Sumatra, sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan sebagian besar Papua.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhan mengingatkan masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana hidrometeorologi bisa tetap waspada pada potensi cuaca ekstrem. Meskipun sekarang beberapa wilayah sudah masuk musim kemarau. Selain itu juga mendapatkan informasi dari kanal resmi BMKG.
"Dampak yang ditimbulkan dari cuaca ekstrem dapat meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang," jelasnya.
(dem/dem)