Tanda Telepon dari Penipu Mudah Dikenali, Ini Ciri Khas Vishing

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Jumat, 07/06/2024 08:45 WIB
Foto: Seorang wanita berbicara di telepon pintar di depan restoran McDonald's yang tutup di Moskow (16/5/2022)/ Raksasa makanan cepat saji Amerika McDonald's akan keluar dari pasar Rusia dan menjual bisnisnya di negara yang semakin terisolasi itu. (Photo by KIRILL KUDRYAVTSEV/AFP via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penipu menggunakan berbagai cara untuk menjebak korbannya, salah satunya melalui panggilan telepon. Penipuan yang dikenal sebagai phishing suara atau "vishing" itu begitu sukses dalam beberapa tahun terakhir karena para penipu memperbarui taktik mereka.

Rata-rata orang mungkin mengira panggilan penipuan bisa dengan mudah dikenali, tapi ternyata hal tersebut malah bikin korban jadi lengah.

Berikut tanda telepon dari penipu yang harus diwaspadai:


1. Mengaku dari pemerintah atau perusahaan besar

Waspadai telepon dari orang yang mengaku mewakili lembaga pemerintah atau perusahaan besar. Penipu berperan sebagai orang yang mempunyai otoritas untuk mengintimidasi korban. Berhati-hatilah terhadap penelepon yang mengaku dari lembaga seperti FBI, atau perusahaan besar seperti Amazon, Apple, Microsoft, atau Netflix.

2. Menawarkan kesepakatan atau hadiah

Jangan percaya siapapun yang mengatakan Anda telah terpilih untuk mendapatkan sebuah hadiah. Jika Anda tidak mengikuti lotere atau mengikuti suatu program undian, kemungkinan besar itu adalah penipuan.

3. Tidak tahu nama Anda

Penelepon menggunakan sapaan yang umum tanpa menyebut nama orang yang dihubungi. Petugas resmi yang menelepon untuk meminta informasi atau meminta uang seharusnya tahu nama lawan bicara mereka.

4. Penipu mengklaim ada utang yang belum dibayar

Para pelaku penipuan menggunakan taktik intimidasi klasik dengan utang yang belum dibayar. Mereka lalu akan mengancam dengan denda atau hukuman penjara.

Jika ragu, tutup telepon dan hubungi perusahaan atau agensi secara langsung untuk mengetahui apakah ancaman tersebut dapat dipercaya.

5. Meminta informasi sensitif

Pelaku biasanya meminta data yang bersifat pribadi seperti nomor KTP atau nomor kartu kredit. Jangan pernah memberikan apa yang mereka minta untuk alasan apapun.

6. Perangkat terinfeksi malware

Korban akan diberi tahu bahwa perangkat yang digunakan telah terinfeksi malware atau virus. Jika Anda diberitahu hal ini selama panggilan telepon, jangan pernah menginstal perangkat lunak akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.

7. Meminta informasi pribadi yang seharusnya sudah diketahui

Perusahaan asuransi yang menghubungi seharusnya sudah punya informasi soal nomor klaim. Begitu juga pihak sekolah seharusnya tahu nama anak dari orang tua yang mereka hubungi.

Jangan tertipu oleh seseorang yang meminta Anda untuk "memverifikasi" informasi Anda.

8. Ada jeda saat menjawab telepon

Para penipu menggunakan teknologi panggilan otomatis yang baru menghubungkan korban dengan mereka saat Anda menjawab.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center