Muncul Dekat RI, Awas Gejala Covid Varian Baru Sering Dilupakan

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
Rabu, 22/05/2024 08:52 WIB
Foto: Seorang tentara Korea Selatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) memandu sekelompok turis Tiongkok untuk tes penyakit virus corona (COVID-19) setibanya mereka di Bandara Internasional Incheon di Incheon, Korea Selatan, 4 Januari 2023. (REUTERS/KIM HONG-JI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini Singapura mengalami kenaikan kasus Covid-19 cukup signifikan. Penyebabnya karena varian baru bernama KP.1 dan KP.2.

Dalam pengumuman Menteri Kesehatan Singapura, terdapat 25.900 kasus atau naik dua kali lipat selama 5-11 Mei 2024. Pasien yang dirawat di rumah sakit rata-rata mencapai 250 orang per hari.

Kasus Covid-19 ini berkembang di negara lain disebut jadi penyebab penyebaran di Singapura. Yakni terjadi di Amerika Serikat dengan varian FliRT yang menyebabkan ledakan kasus.


FliRT adalah penyebutan untuk keluarga varian berbeda termasuk KP.2 dan JN.1.7. Di Singapura, penyebaran KP.1 dan KP.2 dari AS berjumlah dua per tiga dari kasus keseluruhan di negara tetangga Indonesia itu.

FliRT dinilai bisa meningkatkan kasus selama musim panas atau pertengahan tahun. Kelompok rentan seperti lansia dan komorbid jadi kelompok dengan risiko tinggi terkena varian ini.

Belum ditemukan gejala khusus atau baru terkait varian baru tersebut.

Namun untuk masa inkubasi masih sama dengan sebelumnya yakni lima hari lebih sebelum muncul gejala.

Gejala Covid varian FliRT

Sementara itu CDC juga telah merilis gejala untuk varian FliRT. Beberapa gejala juga masih sama seperti varian lainnya, berikut daftarnya:

  1. Demam atau menggigil
  2. Batuk
  3. Sakit tenggorokan
  4. Hidung tersumbat atau meler
  5. Sakit kepala
  6. Sesak napas
  7. Kelelahan
  8. Kehilangan indra perasa dan penciuman, tubuh terasa kurang kesadaran, hingga gejala gastrointestinal (sakit perut, diare ringan, dan muntah)

Menggunakan masker kembali disarankan untuk menghindari risiko terkena Covid-19, khususnya bagi mereka yang berada di luar ruangan. Saran lain adalah untuk menghindari kerumunan serta memastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik.

Sementara itu, John Hopkins Bloomberg School of Public Health menjelaskan kondisi kekebalan seseorang pada varian FliRT. Ini terkait jenis varian yang telah menjangkit sebelumnya.

Misalnya jika terkena JN.1 maka akan terlindungi dari seluruh varian FliRT lebih tinggi. Karena keduanya memiliki perbedaan hanya satu atau dua perubahan asam amino.

Sebaliknya jika terjangkit varian yang lebih lama dari JN.1, maka perlindungan pada tubuh juga tidak terlalu besar.


(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center


Related Articles