
Harimau Jawa Dikira Punah Masih Berkeliaran, Ahli Ungkap Lokasinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harimau jawa dilaporkan masih berkeliaran. Hewan yang dikira telah punah itu terlihat di pedalaman hutan Sukabumi.
Pada 2019 lalu, sejumlah warga desa Cipendeuy Sukabumi Selatan mengatakan mereka melihat hewan tersebut. Bekas jejak kaki, cakaran hingga sehelai bulu juga ditemukan.
Untuk membuktikan kebenarannya, dilakukan tes DNA pada sehelai bulu yang ditemukan. Hasilnya memang menyatakan bulu tersebut berasal dari harimau jawa.
Para peneliti melakukan penelitian dengan mempelajari mitokondria DNA (mtDNA). Ini adalah material genetik dengan sampel yang berasal dari museum sejak 1930.
Untuk sampel pembanding yakni sampel bulu dari beberapa subspesies harimau dan macan tutul jawa (Panthera pardus melas).
"Dari analisis mtDNA secara komprehensif, kami menyimpulkan bahwa sampel bulu yang diambil di Sukabumi Selatan berasal dari harimau jawa dan masih dari kelompok yang sama dengan spesimen yang diambil pada 1930," kata tim peneliti.
Namun, menurut tim peneliti dalam laporan ilmiah di jurnal Oryx menganjurkan melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan harimau jawa. "Apakah harimau jawa masih hidup secara liar harus dikonfirmasi dengan penelitian genetik dan lapangan lebih lanjut," kata tim peneliti.
Kabar terbaru ini membuat para aktivis pelindungan satwa liar Indonesia bersemangat. Bahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan siap menindaklanjuti penelitian tersebut.
Reuters melaporkan, Kementerian LHK juga akan memasang kamera dan melakukan pencarian bekas DNA dengan cakupan lebih luar. Pemerintah Indonesia juga akan berkonsultasi dengan ahli genetika.
"Penelitian ini memacu spekulasi bahwa harimau jawa masih berkeliaran. Kami siap dan akan berupaya untuk menindaklanjutinya," kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Setyawan Pudyatmoko kepada Reuters.
Sebagai informasi, harimau jawa telah masuk dalam hewan yang sudah punah di Daftar Merah oleh lembaga internasional Konservasi alam (IUCN) tahun 2008.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harimau Jawa Masih Berkeliaran, Peneliti Buktikan Belum Punah