CEO Ketemu Jokowi, Apple Ternyata Perusahaan Paling Kaya Raya di Dunia
Jakarta, CNBC Indonesia - Rabu pagi ini (17/4/2024), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan bertemu dengan Tim Cook. Ia merupakan bos raksasa teknologi Apple, perusahaan paling kaya raya di dunia dan merupakan salah satu yang sahamnya dihargai paling tinggi oleh investor.
Dalam catatan CNBC Indonesia, bulan Desember 2023, kapitalisasi pasar Apple tembus US$ 3 triliun (Rp 48.908 triliun). Pada Selasa (5/12/2023) waktu Amerika Serikat, harga saham Apple di bursa setempat ditutup naik 2% ke angka US$ 193,42.
Apple pernah mencapai market cap US$ 3 triliun pada akhir perdagangan Juni 2023. Sementara Desember 2022, angka tersebut dicapai saat tengah perdagangan.
Saham Apple terus membaik sejak awal tahun lalu. Saat itu harganya melonjak naik 48%.
Namun awal tahun ini, posisi Apple sebagai perusahaan termahal digeser Microsoft. Perusahaan tersebut diketahui tengah menggenjot teknologi AI di semua layanan dan produknya.
Pada Sabtu (13/1/2024), kapitalisasi Apple merosot ke angka US$2,87 triliun. Kalah dari Microsoft mencapai US$2,89 triliun.
Kejar-kejaran Apple dan Microsoft untuk jadi yang teratas secara kapitalisasi pasar bukan kali ini saja terjadi. Sejak 2018, Microsoft berkali-kali mengalahkan Apple.
Pada 2021, posisi Apple juga digeser Microsoft. Saat itu kekurangan rantai pasok dikhawatirkan terdampak karena Covid-19.
Perusahaan berduit terbanyak
Mengutip CNBC Internasional akhir tahun lalu, para investor menilai saham Apple sebagai aset paling aman. Salah satunya karena perusahaan memiliki kas tunai paling menumpuk.
Data terakhir menyatakan Apple mengantongi uang tunai senilai US$ 202 miliar atau sekitar Rp 3.293 triliun.
Selain itu, Apple juga memiliki daftar produk paling populer di seluruh dunia. Raksasa asal Cupertino AS itu juga rajin Cupertino
Namun Apple juga mengalami tantangan dari segi pertumbuhan penjualan. Pertumbuhannya dianggap melambat karena kompetisi pasar yang kian keras, khususnya di China.
iPhone 15, jajaran terbaru smartphone Apple, nampaknya tak bisa menarik minat masyarakat China. Bahkan diramalkan penjualan perusahaan terus menurun di salah satu pasar terbesar dunia itu.
Berdasarkan laporan Counterpoint Research pada Oktober 2023, penjualan iPhone 15 di China ambles 4,5% dibandingkan pendahulunya. Padahal ini hanya berjarak 17 hari dari peluncuran pasarnya.
Penjualan iPhone juga tak membaik hingga Desember lalu. Edison Lee dan rekannya dari Jefferies mengatakan volume Apple menurun dua digit pada akhir tahun dan akan berlanjut hingga 2024.
Apple harus menghadapi Huawei selama waktu itu. Huawei diketahui merilis Mate 60, beberapa minggu sebelum iPhone 15 dirilis.
Kehadiran Mate 60 sepertinya juga mendorong masyarakat China beralih dari Apple dan menggunakan produk lokal.
(dem/dem)