China Tertekan, TikTok Diwajibkan Lepas ke Tangan AS

Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 10/04/2024 15:00 WIB
Foto: AP/Kiichiro Sato

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan terhadap TikTok di Amerika Serikat (AS) makin kencang dari parlemen. Layanan media sosial populer tersebut diminta benar-benar lepas dari induknya yang berasal dari China, ByteDance.

Sebab, AS khawatir TikTok mengancam keamanan nasional lantaran membagikan data pengguna di AS ke pemerintahan Xi jinping.

ByteDance diminta melakukan divestasi atas TikTok. Terbaru, Pemimpin Senat Republik Mitch McConnal meminta regulasi yang mengikat agar ByteDance menjual saham TikTok.


Saat ini, aplikasi tersebut secara aktif digunakan oleh lebih dari 170 juta warga AS, dikutip dari Reuters, Rabu (10/4/2024).

"Mewajibkan divestasi dari entitas yang dipengaruhi Beijing dari TikTok akan menjadi preseden konstitusional yang sudah ada,"" kata McConnel.

"Hal ini akan menghapus ancaman besar terhadap anak-anak Amerika," ia melanjutkan.

House of Representative sebelumnya menyepakati dengan voting 352-65 pada 13 Maret lalu untuk memberikan ByteDance waktu 6 bulan melakukan divestasi TikTok. Jika tidak, TikTok terancam diblokir.

Kepala Komite Perdagangan Maria Cantwell mengatakan ia akan mengadakan pertemuan dengan Pemimpin Demokrat Chuck Schumer dan Kepala Komite Intelijen Mark Warner untuk merumuskan aturan main dalam pemrosesan divestasi ByteDance ke TikTok.

Nasib TikTok menjadi isu besar di Washington. Banyak pemangku kebijakan yang mendapat protes dari pengguna. Mereka meminta ancaman pemblokiran TikTok dihapus.

"Pemblokiran TikTok melanggar hak 170 juta warga AS," kata perwakilan TikTok.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Perpanjang Batas Waktu ByteDance Divestasi TikTok di AS