Gerhana Matahari Total 8 April, Astronom Arab Ungkap Fakta Mengejutkan
Jakarta, CNBC Indonesia - Gerhana Matahari Total berlangsung pada hari ini, 8 April 2024. Fenomena ini tak bisa diamati langsung oleh masyarakat Indonesia.
Ada tiga negara yang akan menyaksikan fenomena langka ini, menurut keterangan NASA. Masing-masing adalah Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada. Di setiap wilayah, waktu pengamatannya berkisar 3-4 menitan.
Bersamaan dengan fenomena ini, Asosiasi Astronomi Uni Arab Emirat (UAE) mengatakan akan ada dampak pada penampakan hilal awal Syawal yang menandai Hari Raya Idul Fitri 1445 H/2024 M.
Ketua Asosiasi Astronomi UAE, Al Jarwan, mengatakan Gerhana Matahari Total akan membuat pengamatan Bulan Sabit setelah Matahari terbenam akan menjadi sulit.
Bulan sabit awal Syawal akan baru terlihat keesokan harinya atau pada Selasa, 9 April 2024. Kelahiran bulan sabit Syawal adalah tanda bulan baru. Ini menjadi sinyal berakhirnya bulan Ramadan.
Untuk itu bisa diprediksi Hari Raya Idul Fitri berdasarkan fenomena tersebut. Melansir Gulf News, Asosiasi Astronom UEA memperkirakan Lebaran jatuh pada Rabu, 10 April 2024 mendatang.
Lokasi dan Durasi Gerhana Matahari Total 8 April 2024
Mazatlán, Sinaloa, Mexico | 11:07 a.m. MST | 4 menit 20 detik |
Durango, Durango, Mexico | 12:12 p.m. CST | 3 menit 50 detik |
Torreón, Coahuila, Mexico | 12:16 p.m. CST | 4 menit 11 detik |
Piedras Negras, Coahuila, Mexico/Eagle Pass, Texas, U.S | 1:27 p.m. CDT | 4 menit 24 detik |
Kerrville, Texas, U.S | 1:32 p.m. CDT | 4 menit 25 detik |
Fredericksburg, Texas, U.S | 1:32 p.m CDT | 4 menit 25 detik |
Dallas, Texas, U.S | 1:40 p.m. CDT | 3 menit 52 detik |
Idabel, Oklahoma | U.S: 1:45 p.m CDT | 4 menit 19 detik |
Russellville, Arkansas, U.S | 1:49 p.m. CDT | 4 menit 12 detik |
Cape Girardeau, Missouri, U.S | 1:58 p.m. CDT | 4 menit 7 detik |
Carbondale, Illinois, U.S | 1:59 p.m. CDT | 4 menit 10 detik |
Bloomington, Indiana, U.S | 3:04 p.m. EDT | 4 menit 3 detik |
Indianapolis, Indiana, U.S | 3:06 p.m. EDT | 3 menit 51 detik |
Cleveland, Ohio, U.S | 3:13 p.m. EDT | 3 menit 50 detik |
Erie, Pennsylvania | U.S: 3:16 p.m. EDT | 3 menit 43 detik |
Rochester, New York, U.S | 3:20 p.m. EDT | 3 menit 40 detik |
Montpelier, Vermont, U.S | 3:27 p.m. EDT | 1 menit 42 detik |
Oakfield, Maine, U.S | 3:31 p.m. EDT | 3 menit 23 detik |
Niagara Falls, Ontario, Canada | 3:18 p.m. EDT | 3 menit 31 detik |
Montreal, Quebec, Canada | 3:26 p.m. EDT | 1 menit 57 detik |
Miramichi, New Brunswick, Canada | 4:34 p.m. ADT | 3 menit 8 detik |
Tignish, Prince Edward Island, Canada | 4:35 p.m. ADT | 3 menit 12 detik |
Catalina, Newfoundland, Canada | 5:13 p.m. NDT | 2 menit 53 detik |
Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Total 8 April 2024
Anda dapat menyaksikan proses Gerhana Matahari Total 8 April 2024 di kanal YouTube NASA Spanyol. Kanal tersebut akan menyediakan siaran langsung secara online selama proses.
Link YouTube NASA: https://www.youtube.com/live/-VglV73zVvU?si=8D9utVJLJ4_SLZSv
BMKG Ungkap Ledakan Matahari Bersamaan Gerhana Matahari Total 8 April 2024
Selain Gerhana Matahari Total, ada juga fenomena lain yang terjadi bersamaan, yakni ledakan Matahari.
"Saat menyaksikan GMT [Gerhana Matahari Total] 8 April 2024, menurut National Center for Atmospheric Research(NCAR) akan terlihat ledakan-ledakan di Matahari, saat totalitas Gerhana Matahari, pandangan matahari dari Bumi terhalang oleh bulan dan menyisakan sisi tepi. Pada sisi tepi inilah di Bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak," kata Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dikutip dari laman resminya.
BMKG menjelaskan ledakan Matahari itu terjadi karena adanya aktivitas internal di pusat Tata Surya tersebut. Tingkat aktivitas mengalami pasang surut selama siklus 11 tahunan dan puncaknya pada tahun ini.
Sejauh ini, belum ada yang mengetahui penyebab fenomena tersebut. Namun BMKG menuliskan kemungkinan karena melibatkan gaya magnetik atau reaksi nuklir dalam Matahari.
Dampak ledakan itu bergantung pada besarannya. Di Bumi sendiri yang terjadi adalah badai magnet Bumi atau geomagnetic Storm.
"Hal ini terjadi karena ledakan di permukaan Matahari [korona] tersebut melontarkan plasma besar yang berisikan partikel bermuatan [angin Matahari] beserta medan magnet berkecepatan tinggi yang menjalar hingga ke magnetosfer Bumi," jelas BMKG.
"Peristiwa lontaran massa korona itu sering disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME). Ketika CME menghantam medan magnet di sekitar Bumi [magnetosfer], lontaran partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer Bumi ke arah garis kutub utara dan kutub selatan," imbuhnya.
Dalam kesimpulannya, BMKG menjelaskan dampak ledakan Matahari terkait badai magnet Bumi relatif aman untuk Indonesia. Letak negara ini berada dalam lintang rendah, tempat titik terkuat perisai Bumi.
"Dampak dari ledakan matahari berupa badai magnet bumi ini relatif aman untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah, karena perisai bumi dari pengaruh radiasi partikel angin matahari (magnetosfer bumi), titik terkuatnya berada pada lintang rendah," ungkap BMKG.
(fab/fab)