Ahli Fisika Temukan Cara Nabi Musa Membelah Laut Merah

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
02 April 2024 07:05
Peta selat hormuz laut merah. (Tangkapan Layar/cnbc.com)
Foto: Peta selat hormuz laut merah. (Tangkapan Layar/cnbc.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Peneliti menemukan cara Nabi Musa membelah Laut Merah melalui sebuah simulasi komputer.

Penelitian tersebut dilakukan oleh ilmuwan dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder (CU).

Mereka menggunakan pemodelan komputer untuk merekonstruksi berbagai kombinasi angin dan gelombang yang dapat menghasilkan jembatan darat kering yang dijelaskan dalam Exodus (Keluaran).

Tujuan dilakukan penelitian ini supaya bisa melakukan rekonstruksi sejumlah kombinasi angin dan gelombang untuk menghasilkan jembatan tanah kering.

"Simulasi ini lumayan mirip dengan kisah di Exodus," kata penulis utama studi, Carl Drews, dikutip The Guardian, Senin (1/4/2024).

"Perpecahan perairan dapat dipahami melalui dinamika fluida. Angin menggerakkan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur aman dengan air di kedua sisi dan kemudian secara tiba-tiba memungkinkan air mengalir kembali." jelasnya.

Drews mengandalkan penelitian para peneliti terdahulu mengenai geografi kuno daerah tersebut untuk merekonstruksi kemungkinan lokasi dan kedalaman berbagai saluran air delta Nil.

Ia menggunakan simulasi komputer untuk menciptakan kondisi yang bisa membuat air yang membuka lahan kering. Drews mengesampingkan Laut Merah sebagai lokasi karena membentang dari utara ke selatan dan tidak sesuai dengan gambaran dalam Exods mengenai air yang menyapu ke satu sisi.

Tim menyimpulkan kecepatan angin yakni 63 meter/jam dari timur di atas danau yang direkonstruksi secara digital di sepanjang area Mediterania, bisa menyapu air kembali ke pantai barat.

Peristiwa itu menunjukkan dataran lumpur yang luas dan menciptakan jembatan darat yang akan tetap tinggi dan kering selama empat jam.

Ini cukup bagi Bani Israil berjalan melintasi daratan lumpur yang terbuka sebelum air mengalir kembali, menutup, dan menelan pasukan Firaun.

Peneliti lain telah mencoba merekonstruksi salah satu peristiwa paling misterius yang digambarkan dalam Alkitab.

Penelitian sebelumnya berspekulasi bahwa tsunami dapat menyebabkan mundurnya Laut Merah dengan cepat. Namun hal ini tidak sesuai dengan Alkitab tentang lautan yang terbelah secara bertahap dalam semalam akibat angin timur yang kencang.

Sementara teori lain menyebut adanya angin yang sangat kencang sehingga menurunkan permukaan air di satu area.

Sebuah penelitian di Rusia menunjukkan bahwa angin topan yang bertiup dari barat laut bisa saja membuka celah kecil di dekat terusan Suez yang sekarang menjadi tempat penyeberangan orang Israel.

"Namun orang-orang Israel akan terhempas oleh angin kencang," kata Drews. "Dan kitab Keluaran menyebutkan angin timur," imbuhnya.

Karyanya, yang diterbitkan dalam jurnal online PLoS ONE, merupakan bagian dari proyek penelitian yang lebih besar mengenai pengaruh angin terhadap kedalaman perairan, dan pengaruh topan Pasifik terhadap gelombang badai.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berlian Sudah Ada Gantinya, Harganya Jauh Lebih Mahal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular