Kata Arab Diblokir di Facebook-Instagram, Meta Kena Semprot

Redaksi, CNBC Indonesia
27 March 2024 20:30
FILE PHOTO: People are silhouetted as they pose with laptops in front of a screen projected with a Facebook logo, in this picture illustration taken in Zenica October 29, 2014. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo
Foto: Facebook (REUTERS/Dado Ruvic)

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi Independen Meta atau diistilahkan 'Oversight Board' pada pekan ini meminta perusahaan mengakhiri blokir untuk penggunaan kata Arab 'shaheed' atau dalam Bahasa Indonesia berarti 'martir', di berbagai platform media sosialnya.

Konteksnya biasanya dipadankan dengan ungkapan 'mati syahid', yakni kondisi seseorang terbunuh demi agamanya di jalan Tuhan. Biasanya ketika seseorang terbunuh di medan perang untuk memperjuangkan agama.

Kata Arab tersebut diblokir dari layanan Facebook dan Instagram. Namun, setelah dikaji selama setahun, Oversight Board Meta menilai pendekatan Meta untuk memblokir kata 'shaheed' tak krusial.

Bahkan, Oversight Board Meta menganggap pemblokiran itu telah membungkam kebebasan berekspresi bagi jutaan pengguna Facebook dan Instagram, dikutip dari Reuters, Rabu (27/3/2024).

Sebagai informasi, Oversight Board Meta merupakan lembaga eksternal yang beroperasi secara mandiri, tetapi dibiayai oleh Meta.

Menurut Oversight Board Meta, pemblokiran kata 'shaheed' di Facebook dan Instagram harus disesuaikan dengan konteks yang relevan. Meta boleh menghapusnya hanya jika berkaitan dengan tanda-tanda pesan kekerasan yang bertentangan dengan kebijakan perusahaan.

Pengajuan ini dilakukan setelah Meta mendapat kritikan selama bertahun-tahun karena pendekatan yang dilakukan perusahaan dianggap meruntuhkan hak warga Palestina dan pengguna berbahasa Arab untuk berekspresi.

Puncak kritiknya terjadi setelah perang antara kelompok Hamas dan Israel pecah pada Oktober 2023 lalu. Kelompok HAM banyak yang mengecam Meta karena dinilai menyembunyikan postingan bernada dukungan ke warga Palestina di Facebook dan Instagram.

"Meta beroperasi di bawah asumsi bahwa penyensoran bisa meningkatkan keamanan. Namun, bukti yang kami temukan menunjukkan penyensoran bisa menyakiti kaum populasi marjinal dan tidak ada kaitannya dengan meningkatkan keamanan," kata Wakil Ketua Oversight Board, Helle Thorning-Schmidt, dalam pernyataan resminya.

Meta menjelaskan bahwa pemblokiran kata Arab 'shaheed' dimaksudkan agar organisasi berbahaya dan oknum tertentu tak menunggangi platform-nya untuk menebar kebencian. Adapun organisasi yang dimaksud adalah kelompok militan Islam, kartel narkoba, serta organisasi supremasi kulit putih.

Hamas termasuk dalam kelompok yang dikategorikan berbahaya oleh Meta.

Kendati demikian, juru bicara Meta mengatakan manajemen akan meninjau usulan yang diajukan Oversight Board selama 60 hari ke depan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cara Cerdik Hamas Tak Terlihat Mata-Mata Israel dan Amerika

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular