
Rilis Game GTA 6 Mundur, Satu Kantor Dilarang WFH

Jakarta, CNBC Indonesia - Rockstar Games, pengembang seri Grand Theft Auto (GTA) 6 mewajibkan para pegawainya untuk kembali ke kantor mulai April 2024.
GTA 6 menjadi salah satu game yang paling dinanti perilisannya. Para gamer di seluruh dunia menunggu informasi atau informasi apa pun dari game tersebut.
Menurut laporan Kotaku, berdasarkan informasi dari sumber yang mengetahui masalah ini, GTA 6 kemungkinan belum akan dirilis pada tahun 2025 atau 2026. Kabar tertundanya GTA 6 kemudian diikuti peraturan baru yang ditetapkan Rockstar, yakni para karyawan yang selama ini bekerja dari jarak jauh atau WFH, diminta untuk kembali bekerja di kantor.
Para karyawan di perusahaan tersebut diwajibkan untuk bekerja dari kantor lima hari tiap minggunya. Mereka juga berencana meminta para pegawainya yang WFH untuk mulai bekerja dari kantor mulai bulan depan.
Langkah ini memunculkan spekulasi kalau Rockstar mau meningkatkan produktivitas karyawannya karena tertundanya peluncuran GTA 6 tahun depan bahkan sampai 2026.
Seorang karyawan menyatakan kekhawatirannya bahwa setelah mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir, Rockstar Games dapat mengalami krisis saat GTA 6 memasuki bagian akhir dari pengembangan panjangnya.
Jenn Kolbe, kepala penerbitan perusahaan, mengatakan kepada staf melalui email bahwa Rockstar membuat keputusan karena alasan produktivitas dan keamanan, demikian dikutip dari Business Insider, Selasa (26/3/2024)
Dari sisi keamanan, Rockstar telah menghadapi kebocoran cuplikan "GTA 6", termasuk klip game yang dirilis di TikTok sesaat sebelum trailernya dirilis yang diyakini berasal dari anak seorang karyawan.
Sementara beberapa karyawan Rockstar mengatakan kepada Aftermath bahwa mereka mengetahui mereka tidak lagi dapat menjawab pesan Slack dan menggunakan alat komunikasi kerja internal lainnya dari rumah.
Para karyawan mengaku khawatir, cara yang digunakan merupakan taktik "quite layoff" atau PHK diam-diam yang dilakukan oleh Rockstar. Yakni dibuat tak nyaman, atau bisa juga memaksa pegawai remote mengundurkan diri karena biaya untuk bekerja dari kantor yang terlalu tinggi.
"Jika Anda membuat [orang-orang] tidak dapat lagi bekerja secara efektif di perusahaan, maka mereka tidak punya pilihan selain keluar," kata seorang karyawan kepada outlet tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]