
Dulu Dipecat, Pendiri Bawa Rp 7,9 Triliun Mau Selamatkan WeWork

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri WeWork yang dulu dipecat, Adam Neumann, menawarkan US$ 500 juta (Rp 7,9 triliun) untuk mengakuisisi WeWork dan menyelamatkan perusahaan co-working space tersebut dari kebangkrutan.
Menurut sumber CNBC International, Neumann bahkan siap membayar hingga US$ 900 juta (Rp 14,2 triliun) untuk mencaplok perusahaan yang ia dirikan pada 2010 tersebut setelah proses uji tuntas (due diligence).
Sumber duit Neumann tidak jelas. Namun, sumber CNBC International menyatakan ia mendapatkan dukungan dari Third Point yaitu perusahaan investasi milik Dan Loeb. Meskipun sebelumnya, Third Point pernah membantah pernyataan dari orang dekat Neumann bahwa mereka terlibat dalam akuisisi WeWork.
Ketidakpastian soal sumber dana Neumann dan rekam jejaknya yang buruk di WeWork bisa membuat tawaran akuisisi tersebut ditolak.
Pengelola dana investasi pribadi Neumann yang bernama Nazare dan modal ventura kelas kakap Andreessen Horowitz yang berinvestasi di perusahaan real estat milik Neumann, sebelumnya diketahui akan hadir di persidangan kebangkrutan WeWork.
Perusahaan real estat baru milik Neumann diberi nama Flow. Flow memberikan konfirmasi soal tawaran akuisisi atas WeWork.
"Dua pekan lalu, koalisi sekitar setengah lusin mitra penyandang dana, yang identitasnya diketahui oleh WeWork dan para penasihatnya, mengajukan penawaran yang nilainya bisa melampaui US$ 500 juta," kata juru bicara Flow.
WeWork mengajukan proses kebangkrutan pada 2023 setelah bertahun-tahun rugi dengan utang yang makin menumpuk.
Dipecat kaya raya
![]() WeWork |
Adapun Nemumann dipaksa mundur pada September 2019 setelah permasalahan tata kelola di WeWorks terbongkar dalam proses IPO-nya. Sang CEO ternyata kerap memperkaya diri sendiri dengan cara-cara aneh, seperti memberikan dirinya saham perusahaan senilai US$ 6 juta untuk pembayaran hak cipta kata We.
Berbagai laporan juga menggambarkan gaya manajemen Neumann yang tidak biasa, termasuk budaya pesta pora. Pada akhirnya, IPO WeWork gagal.
Namun, Neumann tidak seperti founder startup lain yang hartanya ikut menguap bersama valuasi perusahaan yang mereka dirikan. Pria berusia 44 tahun ini justru menumpuk harta menjelang transformasi WeWork menjadi perusahaan terbuka.
Setelah gagal IPO, WeWork menempuh proses merger dengan SPAC, yaitu perusahaan cangkang yang didirikan sebagai pintu masuk perusahaan yang mau go-public.
Sebagai bagian dari merger, SoftBank dikabarkan memberikan Neumann US$ 480 juta (sekitar Rp 7,5 triliun) untuk membeli setengah dari seluruh saham miliknya. Bayaran ini diterima Neumann setelah ia menggugat SoftBank ke pengadilan karena investor startup tersebut membatalkan rencana pembelian seluruh saham WeWork milik Neumann di harga US$ 1 miliar (Rp 15,7 triliun).
Neumann juga menerima US$ 185 juta (Rp 2,9 triliun) sebagai bagian dari klausul non-kompetisi (yang melarang Neumann bernegosiasi dengan calon pembeli lain) dan US$ 106 juta (Rp 1,6 triliun) sebagai dari bagian penyelesaian gugatan di luar pengadilan.
Secara total, meskipun ditendang dari WeWork bertahun-tahun sebelumnya, Nuemann meraih US$ 770 juta (Rp 12 triliun) selama proses merger.
Di samping itu, Neumann masih memiliki saham di WeWork yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 722 (Rp 11,3 triliun) pada saat WeWork melantai di bursa.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dulu Startup Rp 731,6 Triliun, Ini Alasan WeWork Bangkrut
