
Gelar World Water Forum, Menkominfo: RI Siap Menggema ke Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie baru saja bertemu dengan Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon di kantor Kominfo, Senin (25/3/2024).
Dalam pertemuan tersebut keduanya membahas soal kesiapan World Water Forum ke-10 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 18 hingga 24 Mei 2024.
Budi mengatakan, Kominfo mendapat tugas untuk menyiapkan media center dan juga bagaimana persiapan infrastruktur telekomunikasi di sana.
"Paling enggak dari sisi infrastrukturnya, media center, dan juga bagaimana ikut menggaungkan World Water Forum ke-10 ini supaya jadi event yang menggema di seluruh dunia," kata Budi saat ditemui usai pertemuan dengan WWC.
Pihak Kominfo, katanya, akan melakukan konsolidasi dengan semua operator seluler untuk mengamankan internet di lokasi forum tersebut berlangsung.
"Operator lah, tapi kita mengkonsolidasi semua. Telkom, XL, Indosat, Smartfren semuanya opsel," jelasnya.
Sementara itu Fauchon mengatakan, pertemuan hari ini untuk melakukan pemeriksaan terakhir persiapan forum ini. Ia menyebut, setidaknya ada 7.000-10.000 delegasi yang akan berpartisipasi dalam World Water Forum ke-10.
Ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, presiden, dan organisasi di Indonesia yang telah mengelola forum tersebut secara profesional.
"Saya berharap agar forum ini dapat menunjukkan kepiawaian Indonesia di bidang perairan. Banyak negara akan datang dengan delegasi untuk mengetahui Indonesia dan keahliannya di bidang air, sanitasi, tetapi juga semua masalah yang berkaitan dengan bencana yang berhubungan dengan air," ujarnya saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Indonesia sendiri mendorong enam isu untuk dibahas pada World Water Forum ke-10 di Bali. Keenam isu itu adalah Water Quality Assessment and Ekosistem Health, Water Quality Improvement, Public Health, Protection of Fresh Water, Ground Water and Marine Ecosystem, Source Control (Point & Diffuse Source Pollution), dan Ecohydrological Nature-Based Solutions (EH-NBS).
Water Quality Assessment and Ekosistem Health di sini, berkaitan dengan bagaimana sebaiknya kualitas air tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.
Selanjutnya, Water Quality Improvement adalah bagaimana upaya semua pemerintah yang ada di seluruh dunia untuk memperbaiki kualitas lingkungan kualitas air. Kemudian Public Health adalah berkaitan dengan bagaimana mengendalikan dari sumber-sumber pencemaran.
Keempat ada Protection of Fresh Water, Ground Water and Marine Ecosystem yang berkaitan dengan perlindungan sumber air yang telah dilakukan oleh KLHK melalui Direktorat PPA, yaitu dengan melakukan pemulihan danau, perlindungan mata air, program kali bersih, dan pembangunan ekoriparian.
Isu kelima, yakni Source Control (Point & Diffuse Source Pollution) akan membahas penggunakan SPARING (Sistem Pemantauan Air Limbah Dalam Jaringan). SPARING adalah sistem pemantauan secara otomatis, terus menerus, dan dalam jaringan, yang digunakan untuk memantau, mencatat, dan melaporkan kegiatan pengukuran suatu parameter dan atau laju aliran pembuangan air limbah ke media air.
Sedangkan isu keenam, Ecohydrological Nature-Based Solutions (EH-NBS) akan membahas ekoriparian sebagai salah satu Nature Based Solutions. Ekoriparian merupakan kombinasi restorasi sempadan sungai dengan kegiatan penurunan beban pencemaran khususnya dari limbah domestik dan sampah, selanjutnya menjadikannya sebagai pusat edukasi lingkungan dan ekowisata.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Janji Menkominfo Budi Arie Sikat Judi Online, Tak Kenal Henti
