Laptop Harus Dimatikan Atau Dibiarkan 'Sleep', Ini Jawabannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah selesai digunakan, kebanyakan orang memilih hanya menutup layar laptopnya tanpa mematikan (shut down). Apakah kebiasaan ini bisa merusak laptop dan boros listrik?
Popsci melakukan eksperimen untuk mencari tahu dampak kebiasaan tidak mematikan laptop setelah digunakan. Caranya adalah lewat pengukuran energi yang dihabiskan oleh laptop saat dalami kondisi tidur atau sleep.
Dalam kondisi sleep, komputer termasuk laptop tidak melakukan operasi apapun dan listrik hanya digunakan untuk menjaga RAM (memori) tetap memiliki pasokan daya. RAM adalah lokasi penyimpanan aplikasi, dokumen, jendela browser yang dalam keadaan terbuka.
Popsci mengukur daya yang dihabiskan oleh laptop dalam kondisi sleep dengan mengisi penuh daya di laptopnya kemudian menutup layar dan mencabut kabel pengisian listrik. Setelah seharian, daya yang tersimpan di laptop hanya berkurang 1 persen saat layar kembali dibuka.
Kemudian, Popsci menggunakan perangkat pengukuran penggunaan listrik yang bernama Kill A Wat untuk mendapatkan angka yang lebih detail. Hasilnya, laptop dalam kondisi sleep yang dicolok ke stop kontak hanya menghabiskan 0,02 kWh listrik selama 15 jam.
Golongan tarif listrik untuk keperluan rumah tangga besar (R-3/TR) dengan daya 6.600 VA ke atas di RI adalah Rp 1.699,53 per kWh. Artinya, selama 15 jam laptop yang tercolok dengan layar tertutup selama 15 jam hanya menghabiskan biaya listrik Rp 34. Artinya, dalam setahun biaya listrik yang dihabiskan oleh laptop dalam kondisi sleep adalah Rp 298 ribu.
Sebagai perbandingan, bohlam 60 watt menghabiskan 0,06 kWh listrik setiap jam.
Kesimpulannya, listrik yang dihemat dengan mematikan laptop setiap habis digunakan dan mencabut colokannya tidak signifikan dibanding mengganti lampu pijar di rumah dengan lampu LED.
Namun, mematikan komputer dan laptop sebaiknya tetap dilakukan secara rutin meskipun tidak setiap habis digunakan. Misalnya, saat laptop ditinggalkan di rumah selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Menurut Popscie, beberapa jenis komputer juga sebaiknya dimatikan lebih sering. Komputer gaming yang digunakan tiap akhir pekan, misalnya, lebih baik dimatikan selama hari kerja.
Selain itu, mematikan dan menghidupkan kembali (restart) komputer dan laptop bisa menghilangkan permasalahan yang mengganggu. Saat laptop hanya dalam kondisi sleep, bug yang tertanam di dalam software akan menumpuk di memori komputer. Dampaknya, komputer menjadi tidak stabil.
Meskipun tidak ada bug pada software, komputer dan laptop yang terus menurus menyala dalam waktu tertentu akan punya beberapa masalah. Mematikan dan menyalakan kembali biasanya bisa menghilangkan permasalahan tersebut.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
