
Modus Penipuan Ecommerce Libatkan Ordal, Duit Rp 1.578 T Hilang

Jakarta, CNBC Indonesia - Modus penipuan lewat kebijakan pengembalian barang dan uang (return and refund) di raksasa e-commerce megakibatkan kerugian hingga US$ 101 miliar atau setara Rp 1.578 triliun sepanjang 2023.
Hal ini diungkap survey yang digelar National Retail Federation dan Appriss Retail. Gaya penipuannya beragam. Ada yang mengirim balik baju setelah digunakan atau istilahnya 'wardrobing'. Ada pula yang mengembalikan barang hasil curian, bukan barang asli yang dibeli.
Salah satu contoh kasusnya menimpa Amazon. Pada 4 Mei 2023, polisi mendapat telepon dari gudang Amazon di Chattanooga, Tennessee, untuk menginvestigasi laporan pencurian.
Ternyata, ada orang dalam yang merupakan karyawan gudang, yang turut dalam skema penipuan berkedok return and refund.
Pelaku tersebut bernama Noah Page. Ia mengaku telah menandai pemesanan pembeli di sistem internal Amazon sebagai barang yang dikembalikan. Padahal, pembeli itu tak pernah mengembalikan barang yang dimaksud.
Skema penipuan ini membuat Page mampu menghimpun duit senilai US$ 3.500 atau setara Rp 54 jutaan, dikutip dari CNBC International, Jumat (15/3/2024).
Page mengatakan tak mengenal sang pembeli, tetapi memanggilnya 'Ralph'. Ternyata, Ralph adalah bagian dari kelompok bernama Rekk.
Kelompok itu melancarkan penipuan refund dengan menargetkan perusahaan ritel dan perekrutan berskala besar. Rekk menjanjikan akan menyerahkan sebagian profit ke 'rekanannya', termasuk Page.
Penipuan dengan modus ini dinamai 'refund fraud'. Skemanya sederhana, penipu membuat perusahaan ritel membayar kembali uang pembeli yang mengembalikan barang, padahal barang itu sebenarnya tak dikembalikan.
Refund fraud dikatakan merugikan industri ritel secara total hingga Rp 1.578 triliun selama setahun.
Pada Desember lalu, Amazon menuntut Page dan 47 karyawan lainnya yang terlibat dengan sindikat Rekk.
Secara total, Amazon rugi lebih dari US$ 700.000 atau Rp 10,9 miliar akibat penipuan yang melibatkan orang dalam.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas Penipuan Baru Lewat Sikat Gigi Bobol Rekening Korban
