Jet Tempur Rafale Laku Keras Termasuk di RI, Ini Masalahnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Jet tempur Rafale laku keras di sejumlah negara. Indonesia tercatat jadi salah satu pembeli pesawat tersebut.
Selain Indonesia, ada sejumlah negara lain yang telah mengantri mendapatkan pesawat tersebut. Mulai dari Mesir, Yunani, India, QATAR, Kroasia, dan Uni Emirat Arab.
Namun sayang kabar baik diiringi dengan masalah baru. Pabrikan pesawat dilaporkan tidak bisa memenuhi permintaan yang menggunung itu.
Salah satu daya tarik pemesanan jet Rafale adalah komitmen produsennya untuk menyelesaikan orderan dalam waktu 36 bulan. Namun, nampaknya produsen Dasssault Aviation akan kesulitan memenuhi waktu produksi tersebut.
"Kesibukan penjualan Rafale membuat komitmen 36 bulan menjadi lebih menantang dan bahkan dapat membahayakan beberapa kesepakatan di masa depan," kata International Institute for Strategic Studies, dikutip dari Business Insider, Rabu (6/3/2024).
Belum jelas apakah pabrikan bisa memenuhi ratusan pesanan itu tepat waktu. Setidaknya ada 234 unit Rafale dibeli Perancis dan 261 unit oleh negara lain.
Masalah akan kian meningkat tahun 2026-2033. Karena hanya ada 188 pesawat yang tersisa di pabrik Dassault.
Namun, saat itu Dassault harus mengirimkan banyak pesawat ke berbagai negara. Mulai dari 174 unit ke Perancis, 42 unit ke Indonesia, 80 unit ke UEA, dan 10 unit ke Mesir.
"Jika rata-rata produksi Dassault 20 Rafale per tahun pada 2024 dan 2025, tersisa 188 pesawat yang harus dikirimkan antara tahun 2026 dan 2033. Tingkat pengiriman saat itu hampir 24 pesawat per tahun," ujar laporan tersebut.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]