Google Blokir 100 Aplikasi, Startup Ramai-Ramai Ngamuk

Redaksi, CNBC Indonesia
06 March 2024 20:05
FILE PHOTO - A 3D printed Android mascot Bugdroid is seen in front of a Google logo in this illustration taken July 9, 2017. Picture taken July 9, 2017.  REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/r/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

Jakarta, CNBC Indonesia - Google memblokir lebih dari 100 aplikasi berbasis India. Alasannya, aplikasi-aplikasi itu dinilai tak memenuhi kebijakan raksasa mesin pencari untuk membayar biaya layanan ketika terjadi transaksi di dalam aplikasi (in-app payment).

Menanggapi hal ini, kelompok perwakilan startup India (ADIF) meminta lembaga pengawas negaranya untuk memerintahkan Google mengembalikan aplikasi ke Play Store.

Kelompok tersebut juga meminta Google menghapus kebijakan yang menyebut startup asal India telah melanggar aturan. Tuntutan tersebut diajukan melalui surat yang dilihat Reuters, dikutip Rabu (6/3/2024).

Para startup India membawa isu ini ke Komisi Kompetisi India (CCI). Lembaga itu telah menghabiskan berbulan-bulan untuk mempelajari keluhan dari para startup.

Mereka menuduh Google tak mematuhi aturan yang ditetapkan pada 2022 lalu. Dalam aturan tersebut, Google tak boleh melarang startup menggunakan alternatif pembayaran di luar sistemnya.

Google membantah telah melanggar aturan itu.


Kendati demikian, ADIF menyurat ke CCI pada 1 Maret lalu dan mengatakan keputusan Google memblokir ratusan aplikasi berbasis India adalah langkah keliru dan anti-kompetisi.

"Langkah Google membawa dampak buruk pada pasar," kata ADIF dalam suratnya.

Google menolak berkomentar tentang surat tersebut. ADIF dan CCI juga tidak segera mengomentari permintaan komentar.

Ketegangan antara Google dan startup India bersumbu pada permintaa agar sang raksasa Mountain View berhenti mengambil komisi 11-26% dari setiap pembayaran di dalam aplikasi. Sebelumnya, otoritas meminta agar Google tak memangkas fee sebesar 15-30%.

Kementerian IT India turut bersuara soal langkah baru Google memblokir ratusan aplikasi buatan talenta lokal.

"Hal ini tak bisa dibiarkan," kata Kementerian.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article YouTube Kasih Peringatan, Akun Anda Bisa Diblokir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular