Pencipta Kripto Titip Pesan ke Warga RI Soal Aksi BI

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
07 February 2024 07:35
DENVER, CO - FEBRUARY 18: Ethereum co-founder Vitalik Buterin speaks at ETHDenver on February 18, 2022 in Denver, Colorado. ETHDenver is the largest and longest running Ethereum Blockchain event in the world with more than 15,000 cryptocurrency devotees attending the weeklong meetup. (Photo by Michael Ciaglo/Getty Images)
Foto: Getty Images/Michael Ciaglo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pencipta kripto Ethereum, Vitalik Buterin, memberi peringatan kepada masyarakat dunia soal mata uang digital bank sentral (CBDC).

CBDC adalah jenis mata uang virtual berbasis blockchain yang diatur sepenuhnya dan mendapat dukungan dari bank sentral suatu negara.

Seperti yang diketahui, bank sentral di seluruh dunia kini berlomba menerbitkan CBDC, termasuk Bank Indonesia dengan rupiah digital.

Buterin menyebut salah satu fitur yang masih harus menjadi fokus pengembangan teknologi kripto adalah keamanan.

Agar mata uang digital lebih terbuka untuk diakses, menurutnya, dompet digital harus aman tetapi juga bisa diandalkan. Seperti, jika pemilik aset kripto kehilangan kunci dompet digital, harus ada cara agar mereka tidak kehilangan seluruh aset kripto di dalamnya.

Dia menyatakan mata uang digital nasional dalam bentuk CBDC seperti yuan digital dan rupiah digital, bisa menjadi jalan keluar.

Namun, ia menegaskan bahwa dalam penerbitan dan distribusi mata uang digital, prinsip desentralisasi tetap penting. Jika tidak, lanjutnya, CBDC seperti yuan digital dan rupiah digital hanya menciptakan versi lain sistem finansial saat ini.

Bahkan, versi sistem finansial di bawah CBDC tanpa desentralisasi justru membuat otoritas dan korporasi lebih leluasa memantau dan mengawasi setiap aktivitas ekonomi konsumen dan warga.

"Mereka akhirnya menjadi kurang privat dan pada dasarnya meruntuhkan semua hambatan yang ada baik terhadap perusahaan maupun pemerintah pada saat yang bersamaan," kata Buterin, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (6/2/2024).

Bank sentral China, yang sejauh ini merupakan pemimpin dalam CBDC, telah melakukan uji coba penerapan CBDC selama hampir satu dekade. Pada bulan Juni, transaksi menggunakan yuan digital, atau e-yuan, mencapai hampir US$250 miliar.

Bank Indonesia juga mematangkan penerbitan rupiah digital atau yang tercakup ke dalam konsep Central Bank Digital Currency (CDBC). Pada Maret 2024 pun BI akan mulai memperkenalkan proof of concept rupiah digital tersebut.

"Saat ini kami memasuki tahap proof of concept untuk wholesale digital rupiah. Mudah-mudahan ini nanti proof of konsepnya akan selesai di Maret 2024," kata Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

Pada 30 November 2022 lalu, BI telah menerbitkan buku putih atau white paper pengembangan digital rupiah yang diperkenalkan dengan istilah Proyek Garuda. Proyek itu menjadi payung eksplorasi desain CBDC Indonesia.

Kemudian, pada 31 Januari 2023 BI menerbitkan Consultative Paper Tahap I berjudul "Proyek Garuda: Wholesale Rupiah Digital Cash Ledger" sebagai tindak lanjut dari penerbitan White Paper Proyek Garuda.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesan Pencipta Kripto Buat Warga RI Soal Rupiah Digital

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular