IKN Bakal Jadi Role Model 'Kota Spons' di Indonesia, Apa itu?

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
Selasa, 06/02/2024 15:00 WIB
Foto: Tangkapan Layar Road To World Water Forum "Atasi Banjir, Kurang Risiko Bencana" secara virtual, Selasa (6/2/2024).

Jakarta, CNBC Indonesia - Masalah banjir menjadi topik bahasan di beberapa negara, karena dampaknya yang serius. Isu ini pun menjadi salah satu  topik dalam World Water Forum (WWF), termasuk upaya penanganannya.

Salah satu upaya yang penanggulangan banjir yakni dengan konsep konsep Sponge City (Kota Spons). Konsep ini sudah diterapkan di beberapa negara, seperti China dan Australia. Di Indonesia, sponge city akan diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun.

Direktur Jenderal Sumber Daya Alam Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia mengatakan, IKN Sponge CIty adalah bagaimana air bisa memiliki ruang. Sebelumnya Cina sudah menerapkan konsep ini, terutama di daerah padat penduduk dan bangunan.

"Di IKN akan menerapkan seperti itu dan di daerah-daerah yang tidak ada ruang untuk air akan dibangun bendungan," jelas Bob dalam Road To World Water Forum "Atasi Banjir, Kurang Risiko Bencana" secara virtual, Selasa (6/2/2024).


Bob menegaskan konsep Sponge City adalah gedung dan masyarakat yang mengalah pada air, bukan sebaliknya.

Untuk diketahui, dalam rencana induk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, disebutkan bahwa prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN adalah pembangunan yang berorientasi pada alam, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan.

Pembangunan IKN juga berdasarkan pada mitigasi risiko akibat perubahan iklim dan dampak urbanisasi seperti bencana banjir dan kekeringan. Salah satu prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN adalah pengembangan berdasarkan konsep kota spons (sponge city).

Konsep sponge city yang akan diterapkan dalam pengembangan Kawasan IKN bertujuan untuk mengembalikan siklus alami air yang berubah karena perubahan tata guna lahan akibat pembangunan. Konsep sponge city diperkenalkan pada 2000 oleh arsitek asal China yang bernama Kongjian Yu.

Sponge city adalah konsep pengelolaan air perkotaan yang inovatif dan berkelanjutan. Ide dasarnya adalah mengubah kota menjadi seperti spons yang mampu menyerap, menyimpan, dan mengelola air hujan secara efektif. Konsep ini menjadi sangat penting di era perubahan iklim karena meningkatnya risiko banjir dan kekurangan air bersih.

Sponge City bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, meningkatkan kualitas air, dan mempromosikan penggunaan sumber daya air yang bijaksana dalam lingkungan perkotaan. Ada beberapa komponen utama dalam konsep ini, seperti infrastruktur hijau seperti taman kota, atap hijau, dan lahan basah.

Selain itu, peningkatan sistem drainase perkotaan juga diperlukan dengan penggunaan kolam retensi, jaringan pipa, dan penggunaan teknologi canggih untuk mengumpulkan, menyaring, dan memanfaatkan air hujan. Dalam pengembangan sponge city,  faktor ekologi, estetika, dan keberlanjutan dalam mengintegrasikan solusi infrastruktur yang ramah lingkungan juga harus dipertimbangkan.


(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Angkat Tangan, China Langsung Kuasai Teknologi AS