Inti Bumi Berhenti Berputar Lalu Berbalik Arah, Dampaknya Terasa

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
02 February 2024 20:20
A view from the edge of space is seen from Virgin Galactic's manned space tourism rocket plane SpaceShipTwo during a space test flight over Mojave, California, U.S. December 13, 2018. Virgin Galactic/Handout via REUTERS.  ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO ARCHIVES, NO SALES.
Foto: Pemandangan dari tepi angkasa terlihat dari pesawat ruang angkasa pariwisata roket berawak Virgin Galactic, SpaceShipTwo, selama penerbangan uji antariksa di atas Mojave, California, AS, 13 Desember 2018. Virgin Galactic / Handout melalui REUTERS.

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah fenomena terjadi pada inti Bumi, yang ternyata sempat terhenti dan diduga berbalik arah. Dampak dari fenomena ini pun dirasakan oleh umat manusia.

Fenomena tersebut diterbitkan di jurnal Nature Geoscience. Studi itu menemukan keanehan pada inti Bumi. Menurut Tim Universitas Peking China, temuan tersebut menunjukkan perubahan rotasi dalam skala dekadel.

Mereka juga menambahkan temuannya dapat membantu memahami apa yang terjadi di bagian bawah Bumi dan akhirnya memengaruhi permukaan, dikutip Popsci, Jumat (2/2/2024).

Inti Bumi terdiri dari dua lapisan yakni inti luar cair dan padat. Pada bagian padat, ia terbuat dari besi yang benar-benar berputar.

Seismolog Yi Yang dan Xiaodong Song, dua penulis penelitian, mengamati gelombang seismik Bumi. Mereka menganalisis perbedaan pada bentuk gelombang dan waktu tempuh saat gempa Bumi melewati jalur yang sama sejak 1960-an.

Gempa Bumi yang diselidiki terjadi pada 1995 hingga 2021.

Sebelum 2009, ternyata rotasi inti Bumi sedikit lebih cepat daripada permukaan dan bagian mantel. Namun kemudian melambat dan berhenti sekitar tahun tersebut.

Tim peneliti juga percaya hasil tersebut bisa dikaitkan dengan pembalikan rotasi inti pada tujuh dekade. Ini terjadi pada awal 1970-an, ungkap mereka.

Selain itu, tim juga menjelaskan variasi ini berkaitan dengan perubahan kecil pada pengamatan geofisika di permukaan. Misalnya, panjang hari atau perubahan medan magnet.

Volatilitas di rotasi inti Bumi, berpengaruh terhadap variasi waktu yang dihabiskan oleh Bumi untuk berotasi pada sumbunya. Akhirnya, manusia di permukaan Bumi merasakan panjang hari berubah-ubah.

Para penulis studi menyimpulkan fluktuasi rotasi inti sejalan dengan sejumlah perubahan periodik menunjukkan interaksi antara lapisan pada Bumi yang berbeda satu sama lain.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bill Gates Buka-Bukaan Soal Kiamat, Nasib Manusia Suram

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular