5 Negara Tiba di Bulan, Ini Alasan Manusia Jajah Satelit Bumi

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
Rabu, 24/01/2024 12:55 WIB
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang baru-baru ini menjadi negara kelima yang berhasil menyelesaikan pendaratan di Bulan. Jepang bergabung dengan beberapa negara seperti Amerika Serikat, Rusia, China, dan India yang berhasil tiba di satelit Bumi.

Namun pendaratan di Bulan kemungkinan akan menjadi lebih umum dalam beberapa tahun mendatang.


Secara global, lebih dari 100 misi ke Bulan baik oleh perusahaan swasta maupun pemerintah, diperkirakan akan dilaksanakan pada tahun 2030, menurut Badan Antariksa Eropa.

Lalu mengapa negara-negara ini sangat ingin pergi ke Bulan?

Direktur eksekutif Pusat Hukum Udara dan Luar Angkasa di Universitas Mississippi Michelle Hanlon mengatakan, Bulan adalah tempat pembuktian.

"Umat manusia perlu pergi ke Bulan untuk belajar bagaimana hidup di luar angkasa, untuk belajar bagaimana memanfaatkan sumber daya luar angkasa. Dan ini benar-benar merupakan batu loncatan menuju kekayaan yang melimpah di alam semesta," katanya dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (23/1/2024).

Beberapa kekayaan yang dicari oleh negara dan perusahaan termasuk logam tanah jarang dan isotop helium-3 yang meskipun langka di Bumi, melimpah di Bulan dan secara teori dapat digunakan untuk menggerakkan reaktor fusi nuklir.

"Kami belum menemukan cara untuk melakukannya. Ada banyak teori tentang hal itu. Namun, setelah kita mengetahuinya, helium-3 di Bulan dapat memberi energi pada Bumi, selama berabad-abad," kata Hanlon.

Selain itu, terdapat pula sumber daya alam penting lainnya yang dicari oleh banyak negara yakni air.

Selain penting bagi kelangsungan hidup manusia, air dapat digunakan untuk membuat bahan bakar roket, yang berarti bulan suatu hari nanti dapat menjadi stasiun pengisian bahan bakar roket dan batu loncatan untuk eksplorasi ruang angkasa yang lebih dalam.

"Siapa pun yang berhasil mencapai kehadiran di Bulan secara signifikan telah membuat pernyataan tentang sistem politik mereka, tentang sistem ekonomi mereka, tentang siapa yang unggul dalam persaingan geopolitik," kata Dean Cheng, penasihat senior program Tiongkok di Institut Perdamaian Amerika Serikat.

"Tetapi hal kedua yang lebih baru dari hal ini adalah keyakinan bahwa ada sumber daya signifikan di bulan yang berguna bagi Bumi, atau berguna untuk penerbangan luar angkasa di masa depan."


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Dorong Ekonomi Digital RI Lewat AI, Cloud & Data Center