Google Diserbu, Ribuan Startup Teriak Masa Depan Internet
Jakarta, CNBC Indonesia - 24 perusahaan teknologi dan media kompak menandatangani surat terbuka yang menuntut para raksasa 'penjaga gawang' alias 'gatekeeper' seperti Google, Amazon, Apple, Meta, Microsoft, dan TikTok.
Surat tersebut berisi ketidakpuasan mereka atas raksasa teknologi yang dinilai belum berupaya cukup keras untuk memathui Aturan Pasar Digital (DMA) yang ditetapkan Uni Eropa (UE).
Dalam DMA, perusahaan yang memiliki pengguna aktif bulanan (MAU) lebih dari 45 juta dan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 75 miliar euro dikategorikan sebagai 'gatekeeper'.
Google dkk diminta untuk membagikan data dan platform mereka kepada para pemain pemula di industri yang skalanya masih berkembang. Misalnya, mereka diminta membuat aplikasi pesan singkatnya mendukung para rival.
Dengan begitu, para pengguna bisa menentukan dengan objektif aplikasi mana yang dipilih untuk menjadi bawaan (pre-installed) di perangkat elektronik.
UE juga meminta para raksasa teknologi untuk tidak mempromosikan dan merekomendasikan layanan mereka secara berlebihan, sehingga menutup peluang bagi para pesaing lainnya.
Surat terbuka dari 24 perusahaan teknologi non-gatekeeper mengatakan bahwa Google dkk hingga kini masih tak transparan. Mereka mengatakan konsumen dan pebisnis tak diberitahu secara konkrit apa yang akan terjadi di industri setelah 7 Maret 2024, ketika aturan DMA benar-benar berlaku.
"Yang bertandatangan di surat ini adalah perwakilan ribuan bisnis yang terdampak oleh DMA," tertulis dalam surat itu, dikutip dari CNBC International, Rabu (17/1/2024).
"Mereka meminta para gatekeeper untuk berkoordinasi secepat mungkin dengan pengguna dan asosiasi dalam dialog yang konstruktif. Selain itu, raksasa teknologi juga diminta membuat perubahan yang solutif," tertera dalam surat tersebut.
Terakhir, surat tersebut juga meminta Komisi Eropa dan Parlemen Eropa mengerahkan kekuatan mereka untuk memastikan para gatekeeper benar-benar mengimplementasikan aturan DMA yang berlaku.
Beberapa perusahaan yang menandatangani surat tersebut adalah mesin pencari ramah lingkungan Ecosia, mesin pencari yang fokus pada privasi Qwant, aplikasi pesan singkat Element, dan layanan VPN ProtonVPN.
CNBC International mencoba menghubungi Komisi Uni Eropa dan Parlemen Uni Eropa, namun tidak segera mendapat konfirmasi. Para gatekeeper juga belum berkomentar soal surat terbuka ini.
(fab/fab)