
Studi Ungkap Ancaman Nyata yang Mengintai Tahun 2024

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberadaan deepfake dianggap bakal jadi ancaman nyata tahun ini. Hal tersebut terlihat dalam survei terbaru McAfee.
Deepfake merupakan konten foto atau video yang dibuat persis seperti aslinya. Biasanya akan mengganti wajah seseorang dengan tokoh-tokoh terkenal.
Misalnya miliarder Bill Gates dan Donald Trump yang ditempatkan dalam latar kumuh. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah jadi korban deepfake dengan video yang dibuat seakan sedang berbicara dalam Bahasa Mandarin.
Sementara itu, McAfee melaporkan sebanyak 84% masyarakat Amerika Serikat (AS) khawatir adanya petaka deepfake yang menyesatkan tahun ini. Kekhawatiran ini juga mengingat 2024 merupakan tahun politik, sebanyak 52% dari mereka takut akan mempengaruhi prosesnya.
Sejumlah negara akan menghadapi pemilu tahun ini. Termasuk untuk AS dan juga Indonesia.
![]() |
Selain pemilu, mereka juga khawatir deepfake akan menurunkan tingkat kepercayaan publik ke media (48%). Ketakutan lainnya adalah soal peniruan figur publik yang bisa menyesatkan sebanyak 49%.
Ketakutan ini juga bertambah banyak dari tahun sebelumnya. Yakni jumlahnya mencapai 68% warga AS, dikutip dari Business Wire, Senin (15/1/2024).
Penipuan berbasis deepfake juga kian merajalela. Dalam laporan tersebut, tak sedikit dari mereka yang melakukan survei telah mengalaminya sendiri.
Dilaporkan ada 33% yang mengatakan baik sendiri (16%) atau orang yang dikenal (16%) melihat atau mengalami penipuan deepfake tersebut.
Rata-rata penipuan menyasar mereka yang berusia 18 hingga 34 tahun. Jumlahnya juga cukup banyak mencapai 40%.
Deepfake Soeharto
Erwin Aksa, pengusaha dan politisi Partai Golkar, mengunggah video rekayasa berisi sosok berwajah Presiden kedua RI, Soeharto, di akun Instagramnya. Dalam video tersebut, sosok yang mirip dengan Soeharto mengajak warga RI untuk memilih wakil dari Golkar Pemilu 2024.
Sosok Soeharto yang mengenakan batik berwarna kuning khas Golkar dan peci duduk di belakang meja dengan bendera Merah Putih dan bendera Golkar.
"Kita akan memilih waktu rakyat yang memiliki kemampuan untuk mendengar dan menyalurkan aspirasi rakyat," kata sosok Soeharto yang diunggah di akun Instagram @erwinaksa.id.
Erwin Aksa adalah Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Dalam caption unggahan Instagramnya, Erwin Aksa menjelaskan bahwa video tersebut adalah hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan (AI).
"Video ini dibuat menggunakan teknologi AI untuk mengingatkan kita betapa pentingnya suara kita dalam pemilihan umum yang akan menentukan masa depan agar harapan rakyat Indonesia terwujud dan sejahtera."
[Gambas:Video CNBC]
Next Article AI Bawa Petaka, Kominfo Ungkap Dampaknya ke Politik RI