Mantan Polisi Raup Rp185 M dari Mesin ATM, Begini Caranya

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
06 January 2024 15:45
Ilustrasi ATM (Image by Sebastian Ganso from Pixabay)
Foto: Ilustrasi ATM (Image by Sebastian Ganso from Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang mantan polisi sukses meraih keuntungan hingga miliaran berkat menekuni bisnis yang hanya dipelajari melalui media sosial, YouTube, hingga membaca.

Melansir dari Insider, Paul Alex adalah polisi di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebagai polisi berprestasi dan pernah bertugas sebagai detektif di Satuan Tugas Narkotika sebelum bergabung di Unit Korban Khusus.

Pada 2020 lalu, Alex memperoleh gaji hingga US$133 ribu atau sekitar Rp2,06 miliar (asumsi kurs Rp15.503/US$) per tahun. Tidak hanya itu, Alex juga memperoleh tambahan bonus dan keuntugan lainnya, uang yang diterima bahkan tembus US$272 ribu atau sekitar Rp4,21 miliar.

Meskipun pekerjaannya sebagai polisi memberikan stabilitas keuangan, Alex merasa kehilangan keseimbangan hidup antara kehidupan profesional dan personal. Sebab, jam kerja Alex bisa 60 hingga 100 jam setiap minggu.

Pada suatu hari, Alex tergerak untuk pindah haluan. Ia berhenti mengambil lembur dengan konsekuensi pendapatannya berkurang jauh.

Tidak hanya itu, sosok berusia 35 tahun itu pun mulai berpikir untuk investasi pada aset bergerak demi terbebas dari jebakan gaji bulanan. Dengan demikian, gaji yang diterima setiap bulan dapat dialokasikan untuk kebutuhan tersier, seperti liburan, membeli mobil, dan investasi tambahan.

Pada awalnya, Alex berpikir untuk berinvestasi pada properti. Namun, ia mengurungkan niat tersebut karena membutuhkan modal besar. Terlebih, bisnis properti memakan biaya besar untuk perawatan dan operasional.

Awal mula bisnis ATM

Pada 2017, Alex terinspirasi untuk berinvestasi di mesin ATM. Mulanya, ia mendapat ide tersebut dari rekan kerja yang sedang mencari tahu soal bisnis tersebut.

Lantas, ia pun turut mendalami bisnis ATM dengan bergabung ke grup di media sosial, menonton YouTube, hingga membaca berbagai bahan terkait bisnis ATM.

Bisnis ini dapat dikatakan sangat berseberangan dengan pengetahuan yang Alex miliki. Namun, ia tertarik karena modal yang dikeluarkan tidak terlalu banyak.

Dibandingkan dengan bisnis properti, modal untuk membangun ATM bisa kurang dari US$3.000 atau sekitar Rp46,5 juta. Selain itu, risikonya juga relatif minim. Jika ATM yang dibangun tak menghasilkan di lokasi tertentu, pemilik bisa melakukan relokasi ke tempat yang lebih strategis.

Oleh sebab itu, Alex menilai bisnis ATM sebagai investasi bergerak. Tak menunggu lama, ia mulai menjalankan bisnis ATM pada 2018 sebagai pekerjaan sampingan.

Saat dipasang, mesin ATM dengan cepat memberikan profit. Tiga tahun setelah membuka ATM pertamanya, Alex mengundurkan diri dari sebagai polisi pada Maret 2021.

Berdasarkan dokumen yang dilihat Insider, dari Januari 2021 hingga April 2023, penjualan total Alex senilai US$12 juta atau sekitar Rp186,04 miliar. Sementara itu, profit bersih dari perusahaan 'ATMTogether' miliknya adalah US$2,5 juta atau sekitar Rp 38,75 miliar.

ATMTogether menyediakan jasa mesin dan layanan ATM. Setelah mengetahui seluk-beluk bisnis transaksi keuangan, Alex mendirikan perusahaan 'Merchant Task Force' yang menyediakan layanan terminal kartu kredit.

Pendapatannya US$844 ribu atau sekitar Rp13,08 miliar dengan profit bersih US$742 ribu (Rp11,5 miliar) pada periode yang sama.

Pencarian lokasi ATM

Sebelum membuka mesin ATM pertamanya, pada 2018 Alex mengambil cuti selama dua minggu untuk mencari lokasi strategis. Ia mencari area yang ramai sehingga bisa mendapatkan insentif ketika membuka mesin ATM.

Alex menyasar area turis dan lokasi padat, seperti klub malam, restoran, dan perkantoran. Ia juga menawarkan pelaku bisnis kecil untuk menempatkan mesin ATM-nya tanpa ada biaya tambahan.

Alex mengak, ia menghubungi ratusan pelaku bisnis dan jalan kaki ke lebih dari 20 lokasi.

"Ketika pertama kali memulai bisnis ini, saya banyak mendapat penolakan. Sangat sulit bagi saya untuk bekerja [sebagai polisi] ketika harus berpikir keras soal bisnis sampingan ini," ungkap Alex, dikutip Sabtu (6/1/2024).

Sebenarnya, Alex berencana membuka tiga titik mesin ATM. Namun, ia akhirnya berhasil mengamankan enam lokasi mesin ATM, yakni tiga di toko minuman keras, dua di salon potong rambut, dan satu di salon kecantikan di area San Francisco.

Ketika mesin mulai beroperasi, Alex menaruh uang di dalamnya sekitar US$2.000 hingga US$3.000 atau sekitar Rp31 juta hingga Rp46,5 juta.

Alex mengingat penghasilan minimumnya dari satu mesin ATM kala itu rata-rata US$200 atau sekitar Rp3,1 juta per bulan. Dalam sebulan, ia akhirnya menyadari lokasi paling banyak dipakai untuk melakukan transaksi ATM adalah di toko minuman keras.

Komisi penarikan uang di lokasi-lokasi itu memberikannya profit lebih besar, yakni US$250 hingga US$500 atau sekitar Rp3,8 juta hingga Rp7,7 per bulan dan per mesin ATM. Sementara, lokasi lainnya hanya mengumpulkan profit US$25 hingga US$100 atau sekitar Rp387 ribuan hingga Rp1,5 jutaan per mesin ATM.

Ia memberikan waktu bagi mesin ATM-nya selama dua bulan sebelum memuturkan apakah akan mempertahankan lokasi yang sama atau relokasi ke wilayah lain.

Alex mengaku memiliki mentor dari Facebook yang sudah lebih dulu menekuni bisnis ini dan sukses. Berdasarkan masukan yang ia terima, akhirnya ia memindahkan tiga mesin ATM dari salon kecantikan dan salon potong rambut ke supermarket dan toko minuman keras lainnya.

Dari keputusan, ia mulai mendapatkan profit lebih besar. Rata-rata profit bulanannya dari satu mesin mencapai US$600 atau sekitar Rp9,3 juta per bulan.

Dalam waktu enam bulan, mesin ATM-nya makin ramai dan keuntungan per unit mencapai US$3.000 atau sekitar Rp46,5 juta per bulan. Artinya, dalam waktu enam bulan Alex sudah bisa balik modal.

Strategi bisnis ATM

Ketika Alex sudah mengumpulkan duit yang cukup untuk menambah mesin ATM, ia sadar masih perlu modal untuk menyediakan uang tunai di mesin ATN. Akhirnya, ia mendaftarkan dua kartu kredit dan menggunakannya untuk membeli mesin.

Ia sengaja memilih kartu kredit yang tak memiliki bunga untuk satu tahun pertama. Dengan begitu, ia punya waktu untuk mengumpulkan tunai lebih banyak tanpa pengeluaran bunga tiap bulan.

Ketika pertama kali membeli enam mesin ATM, Alex mengira sudah untung karena mendapat diskon. Namun, belakangan ia sadar mekanisme itu tak menguntungkan karena ia harus membayar komisi 30% dari pendapatannya.

Agen yang ia ajak bekerja sama mengatakan hal itu normal, namun ia akhirnya mendapatkan cara yang lebih cuan.

Mesin selanjutnya ia beli langsung ke produsen, tanpa melalui agen. Tak semuanya mesin baru, melainkan ada yang refurbished. Kisaran harganya lebih murah, US$1.800 hingga US$2.200 tergantung model.

Dari mekanisme tersebut, ia tak perlu membayar komisi lain sebesar 30% ke agen. Alhasil, ia pun makin untung dan bisa membeli mesin ATM tambahan dengan lebih cepat.

Pada 2020, Alex sudah memiliki 30 mesin ATM yang tersebar di San Francisco. Masing-masing memberikan keuntungan US$250 hingga US$1.500 per bulan.

Rata-rata keuntungan gabungan dari mesin ATM yang ia miliki tembus US$9.000 hingga US$12.000 atau sekitar Rp139,5 juta hingga Rp186 juta per bulan. Meski belum menyamai gaji dari pendapatan utamanya sebagai polisi, tetapi Alex makin fokus menggarap bisnis ATM.

Akhirnya, pada 2021 Alex sudah mampu mendapatkan profit yang berkali-kali lipat. Ia pun memutuskan berhenti dari profesinya sebagai polisi dan menikmati kehidupan sebagai pebisnis ATM yang lebih fleksibel.

Ia lalu bertemu dengan provider ATM dan bekerja sama untuk turut menjadi penyedia mesin. Melalui mekanisme ini, ia bisa jauh lebih santai dalam mengatur bisnisnya.

Pelajaran berharga yang diambil Alex dari pengalaman ini adalah teruslah berusaha untuk berinvestasi pada diri sendiri.

"Menambah ilmu untuk diri sendiri adalah hal terpenting," ujar Alex.

"Semuanya bermula dari rekan kerja saya yang memiliki ide ini. Saya lalu mengambil ide itu dan mencari tahu lebih dalam. Saya menggunakan berbagai media dan baca banyak sumber. Akhirnya, saya berani untuk mengeksekusinya hingga sekarang," pungkasnya.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantan Polisi Ini Raup Duit Rp 185 Miliar Gegara Mesin ATM, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular