Bintang Fintech Summit RI Jadi Kriminal, OJK Beri Peringatan

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
30 November 2023 16:05
Ketua Dewan Komisioner OJK , Mahendra Siregar (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ketua Dewan Komisioner OJK , Mahendra Siregar (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri fintech berubah total hanya dalam setahun. Bahkan, bintang tamu yang dipuja oleh industri fintech Indonesia pada 2022 kini statusnya sedang menanti hukuman penjara.

Fintech Summit yang diselenggarakan oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) tahun lalu digelar megah di Bali. Saat itu, pendiri Binance, Changpeng Zhao diundang sebagai salah satu pembicara utama.

Kini, nasib Changpeng Zhao berubah drastis. Ia dipaksa melepaskan jabatan CEO di Binance. Zhao juga mengaku bersalah melakukan tindakan kriminal yang melanggar hukum anti-pencucian uang Amerika Serikat.

Perubahan nasib Zhao disorot oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar. Ia menjadikan peristiwa yang dialami oleh Binance sebagai contoh perubahan drastis di industri keuangan, khususnya fintech.

"Tahun lalu di Bali, bintang tamunya, ingat kan, namanya adalah Changpeng Zhao, atau CZ, hadir secara fisik di Pantai Legian Bali sebagai tamu yang luar biasa saat itu. Dia adalah CEO dan Founder Binance Global. Dielulukan. Tahun ini, silakan Google, bagaimana nasibnya," kata Mahendra, Kamis (30/11/2023).

Mahendra juga meminta agar pelaku industri beradaptasi dengan perubahan pasar global. Sebelum 2023, modal murah yang melimpah karena sukubunga rendah mengucur ke seluruh dunia.

"Istilahnya uang untuk dibakar, atau bakar-bakar duit, berlebih-lebihan tahun lalu. Itu perbedaannya dengan sekarang, suku bunga tinggi, ketersediaan modal ketat, likuiditas juga tidak makin mudah, kalaupun tidak dianggap sulit," katanya.

Menurutnya, teknologi digital tidak hanya membawa potensi baru bagi pelaku industri keuangan. Aspek teknologi digital juga membuat risiko yang dihadapi berlipat ganda.

"Tidak terbayangkan, dalam waktu satu tahun, kondisi yang begitu besar berubah, menciptakan risiko yang luar biasa, tidak terbayangkan, dan pada akhirnya, industri, perusahaan yang sebegitu kuatnya pun, berhadapan dengan isu sustainability," kata Mahendra.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tech Winter Lanjut, Asosiasi Buka-Bukaan Nasib Startup RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular